Kementerian BUMN melaporkan bahwa penyertaan modal negara (PMN) kini tak lagi tergantung pada utang luar negeri

Adhi Karya, PTPP, dan Wijaya Karya mengakumulasikan nilai kontrak baru senilai Rp30 triliun sampai dengan semester I/2024.

Menteri BUMN Erick Thohir akan menjalani rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI malam hari ini, (10/7/2024) untuk membahas PMN 2025 hingga Holding BUMN Karya.

BEI terus menyoroti kenaikan saham BUMN Karya selama beberapa pekan terakhir hingga suspensi saham Waskita Karya (WSKT).

PTPP dan WIKA akan menghadapi utang obligasi jatuh tempo pada semester II/2024. Strategi pengelolaan kas kini tengah disiapkan keduanya.

WIKA membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp7,12 triliun pada 2023, naik dari posisi 2022 yang mencapai Rp59,59 miliar.

Direktur Utama PTPP Novel Arsyad mengungkapkan progres dari rencana peleburan tujuh BUMN Karya menjadi tiga perusahaan.

Manajemen WIKA memberikan sanggahan terkait lompatan harga saham perseroan, yang selama sepekan melonjak 79,25% kepada BEI.

Kecuali PTPP, BUMN Karya lainnya yakni ADHI dan WIKA mencatatkan penurunan perolehan kontrak baru per Mei 2024. Dari sisi jumlah, ADHI masih memimpin.

IHSG terkoreksi tipis pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (8/7/2024). Namun, saham BUMN Karya seperti WIKA, ADHI hingga PTPP terpantau kompak menghijau.

Jajaran direktur utama dari sejumlah BUMN Karya dipanggil Komisi VI DPR RI untuk membahas usulan PMN 2025.

Antre cari dana di pasar modal  hingga nasib kontrak baru BUMN Karya menjadi berita  pilihan editor BisnisIndonesia.id yang terangkum dalam Top 5 News.

Hingga Juni 2024, Hutama Karya menggenggam realisasi pencairan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp131,14 triliun.

BUMN infrastruktur penerima PMN terbesar sejak 2015, antara lain Hutama Karya, PLN, Pertamina, Waskita Karya, Wijaya Karya hingga PTPP.

Pengamat menilai suntikan modal negara ke BUMN bermasalah, seperti PT Varuna Tirta Prakasya (Persero) dinilai tidak tepat sasaran.