Indeks harga saham gabungan (IHSG) turun 0,85% ke level 4.159,69 pada akhir sesi I siang ini seiring pelemahan 157 saham.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) berbalik arah dan melemah 0,85% ke level 4.159,69 pada akhir sesi I siang ini, Senin, seiring pelemahan 9 sektor.

Sepanjang tahun ini, enam dari sembilan sektor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) melemah, sedangkan tiga sektor lainnya menguat.

Kurs tengah Bank Indonesia melemah tipis 0,01% ke level Rp12.246 per dolar AS, Senin (23/12/2013).

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) membayar bunga obligasi III/2010 tahap ke 12 senilai Rp24,85 miliar yang terdiri dari bunga seri A senilai Rp8,75 miliar dan…

PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) targetkan penanaman 1,5 juta pohon sepanjang tahun ini, meningkat 7,14% dibandingkan dengan realisasi penanaman pada tahun lalu

PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) melakukan pembelian kembali (buyback)1,43 juta saham senilai total Rp3,53 miliar.

Mengawali pekan ini, nilai tukar rupiah melemah 0,28% ke level Rp12.248 per dolar AS pada pukul 09.13 WIB.

Mengawali pekan ini, harga jual dan buyback emas batangan ritel di Tanah Air dipatok naik Rp2.000 pada Senin ini.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksikan bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini, Senin (23/12/2013).

Harga emas di bursa komoditas New York acuan Comex Gold Bloomberg merangkak naik, kembali ke atas level US$1.200/t.oz pada awal perdagangan, Senin (23/12/2013) pagi ini.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak di kisaran 4.151-4.224 pada perdagangan hari ini, Senin (23/12/2013).

Indeks S&P 500 naik 0,5% ke level 1.818,32 pada penutupan perdagangan pekan lalu (20/12/2013). Adapun, Dow Jones Industrial Average naik 42,06 poin atau 0,3% ke level 16.221,14,…

Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,86% ke level 4.195,56 pada perdagangan Jumat (20/12/2013), setelah menguat tajam selama 3 hari berturut-turut.

Indeks Stoxx Europe 600 menguat 0,1% ke level 319,78 setelah the Federal Reserve mengatakan akan memperlambat laju pembelian obligasi AS.