Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi fluktuatif namun akan ditutup melemah di rentang Rp15.470–Rp15.580 pada perdagangan hari ini, Senin (7/10/2024).

Manajemen Garudafood (GOOD) menempatkan bisnis minuman sebagai pilar pertumbuhan usai mengakuisisi mayoritas saham produsen Okky Jelly Drink.

Tingkat konsumsi masyarakat biasanya meningkat jelang Pilkada yang dapat mendorong penguatan kinerja emiten-emiten di sektor konsumer, seperti MYOR, ICBP, dkk.

Koreksi yang masih terjadi pada IDXBUMN20 memberikan peluang akumulasi bagi investor, khususnya terhadap saham-saham BUMN berprospek cerah yang masih terdiskon.

Ada peluang akumulasi terhadap saham-saham pelat merah dengan prospek cerah di tengah pelemahan indeks saham BUMN pilihan.

Penurunan IHSG dan tren deflasi membawa indeks saham konsumer melemah 2,15% selama sepekan, tetapi masih menguat 3,42% dalam 1 bulan terakhir.

IHSG tumbang ke bawah level 7.500. Namun, masih ada sejumlah saham yang mencatatkan cuan moncer sepekan ini.

Rupiah ditutup melemah 0,44% ke level Rp15.206 per dolar AS pada Jumat (4/10/2024).

Sebelum diangkat sebagai Komisaris Independen MAP Boga Adiperkasa (MAPB), Victor Setiawan Taslim merupakan Wakil Presiden di General Atlantic sejak 2019.

MAPB resmi mengangkat Victor Setiawan Taslim sebagai Komisaris baru perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

IHSG bergerak menjauhi level tertinggi sepanjang masa pada pekan ini, bahkan sempat menembus level psikologis bawah 7.500.

Rupiah dibuka melemah menuju posisi Rp15.528 pada Jumat (4/10/2024). Pelemahan nilai tukar rupiah juga diikuti oleh penurunan mata uang Asia lainnya.

PTPP menyelesaikan proyek Pelabuhan East Java Multipurpose Terminal di Lamongan, Jawa Timur, dengan nilai kontrak yang diraih sebesar Rp767 miliar.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai menyoroti saham emiten konsumer non-siklikal, PT FKS Multi Agro Tbk. (FISH) yang melompat signifikan sepanjang tahun berjalan.

Selama 19 September-2 Oktober 2024, indeks saham BUMN melemah 4,05% dari level 417,47 menuju 400,55. BBRI hingga BRIS menjadi penekan indeks.

Perusahaan manajemen aset BlackRock memulai rentetan aksi pembelian saham SMRA tepat setelah BI memangkas suku bunga acuan pada September 2024.