WOM Finance (WOMF) fokus pada strategi penagihan efektif untuk menjaga kualitas kredit di tengah tren kenaikan non-performing financing (NPF).

Industri asuransi, teknologi finansial (tekfin) lending, hingga multifinance menjanjikan aksi-aksi ciamik merger dan akuisisi dalam beberapa tahun mendatang. Ruang aksi korporasi…

Bisnis, JAKARTA — Kinerja investasi asuransi yang dikaitkan dengan investasi (paydi) masih bertumbuh hingga Agustus 2024, kendati secara premi terus mengalami penurunan.n

MSIG Life Insurance Indonesia (LIFE) melaporkan pertumbuhan positif atas bisnis perusahaan sepanjang semester I/2024.

investasi tersebut menjadi bagian dari pendekatan Maybank untuk mempercepat inovasi dalam melayani komunitas UMKM.

Adira Finance mencatat tingkat kredit bermasalah atau non performing financing (NPF) mencapai 2,2% pada Agustus 2024.

OJK mengungkap ada dua perusahaan asuransi yang mempertimbangkan untuk mengembalikan izin usahanya.

Kesiapan Jasindo Syariah untuk menerima pengalihan portofolio dalam rangka mendukung pertumbuhan industri asuransi syariah di Indonesia yang terus berkembang.

Great Eastern Life Indonesia melaporkan kinerja positif untuk produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit-linked

OJK mencatat outstanding paylater multifinance mencapai Rp7,81 triliun per Juli 2024, sedangkan baki debet paylater perbankan mencapai Rp18,01 triliun.

Terkoreksinya premi unit-linked terjadi sejak regulator melakukan revisi regulasi melalui melalui SEOJK Nomor 5 Tahun 2022.

BNI Life mencatatkan pendapatan premi unit linked turun 9,2% pada Agustus 2024, sedangkan premi tradisional naik 4,6% YoY.

Kredit bermasalah (NPF) gross perusahaan pembiayaan terpantau sebesar 2,75% per Juli 2024, naik dari 2,69% pada Juli 2023.

Pada Juli 2024, piutang pembiayaan multifinance masih mampu tumbuh 10,53% (YoY), sedangkan outstanding pembiayaan P2P lending tumbuh 23,97% (YoY).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan kenaikan kredit macet perusahaan pembiayaan pada Juli 2024.

Perusahaan pembiayaan CIMB Niaga Auto melihat penurunan daya beli masyarakat sangat erat kaitannya dengan penurunan kemampuan bayar masyarakat.