Deflasi lima bulan berurut-urut menjadi anomali di tengah pertumbuhan ekonomi yang terjaga 5%. Ada indikasi pelemahan daya beli, terutama di kelas menengah.
Deflasi beruntun, maupun stabilnya harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah dinilai akan menjadi pertimbangan Bank Indonesia untuk menurunkan BI rate.
Deflasi lima bulan secara berturut-turut terjadi pada September 2024. Dalam sejarahnya, deflasi beruntun di Indonesia beriringan dengan tekanan ekonomi.
Hingga Agustus 2024, penerimaan pajak baru mencapai Rp1.196,54 triliun atau 60,16% target tahun ini. Manufaktur dan perdagangan dinilai sebagai kunci pemulihan.