Pakar keamanan siber menilai Indonesia membutuhkan enskripsi data yang kuat agar sistem keamanan data negara tidak dibobol lagi oleh peretas.

Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) masih menjadi tawanan oleh hacker sehingga tidak bisa diakses. Telkom dan Telkomsigma melakukan audit forensik.

Peretas Brain Cipher menilai Indonesia krisis spesialis keamanan data berkualitas, yang membuat sistem mereka mudah disusupi.

Serangan terhadap PDNS menjadi tanda bahwa pertahanan siber d RI masih rapuh. Muncul anjuran agar pemerintah menyerahkan penyimpanan data ke pelaku industri.

Peretas Brain Cipher dikabarkan merilis kunci deskripsi gratis PNDS 2 pada hari Rabu. Namun mereka tidak menjelaskan dengat detail waktu gembok tersebut dibuka.

Hadi Tjahjanto mengungkapkan penyebab PDNS down dalam beberapa hari terakhir, salah satu user diketahui menjadi biang keroknya.

Pemerintah berjanjia akan memulihkan layanan PDNS dalam waktu 1 bulan. Pakar digital meragukan hal tersebut.

Sejumlah sekuritas memberikan update rekomendasinya atas saham Telkom (TLKM) setelah peretasan PDN, yang menimbulkan kekhawatiran soal data penting masyarakat.

Dede Yusuf mengungkap hilangnya data 800.000 data calon mahasiswa pendaftar Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) akibat server Pusat Data Nasional (PDN) down.

Kemendikbudristek tengah melakukan pemulihan sistem KIP Kuliah. Sistem KIP Kuliah ditargetkan kembali beroperasi sepenuhnya paling lambat pada 29 Juli 2024.

Kemenko Polhukam mengungkap hasil forensik terkait salah satu penyebab Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang ransomware Brain Cipher.

Ransomware Brain Cipher menumbangkan sistem layanan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2. Apa itu ransomware Brain Cipher?

Menkopolhukam Hadi Tjahjanto menyampaikan bahwa layanan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) segera pulih pada bulan ini atau Juli 2024.

Instansi yang belum bermigrasi ke Pusat Data Nasional alias PDN justru terjaga dari kasus peretasan saat ini, lain halnya dengan yang patuh, menurut DPR.

Imbas diretasnya sistem layanan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diperkirakan dapat menimbulkan kerugian ekonomi hingga Rp6,3 triliun