Pyridam Farma tengah naik daun seiring dengan lonjakan saham emiten farmasi. Hingga kemarin, saham PYFA telah naik 400 persen sejak awal tahun.

Sejak awal tahun, saham Pyridam Farma naik 400 persen, menjadi salah satu saham dengan kenaikan tertinggi. Laju saham emiten ini juga melampaui saham farmasi papan atas seperti…

Saham emiten farmasi PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) terbukti mampu mencatatkan kenaikan dengan persentase tertinggi di antara semua emiten farmasi sebesar 407,58 persen.

Dalam sepekan terakhir, saham Pyridam Farma Tbk. naik 16,29 persen. Adapun sejak awal tahun saham Pyridam Farma meleset lebih dari 400 persen.

Sejak awal tahun, saham Pyridam Farma (PYFA) melesat lebih dari 400 persen. Belakangan diketahui pemegang saham pengendali telah beralih tangan.

Pyridam Farma langsung menguat 10 poin ke level Rp710 sejak sesi pembukaan dan menguat 60 poin atau 8,57 persen ke level Rp760 akhir perdagangan sesi pertama.

Direktur Pyridam Farma Paulus Widjanarko Brotosaputro mengakui efek dari penjualan produk yang tidak berhubungan dengan pencegahan Covid-19 terimbas dikarenakan pembatasan…

Perseroan menyebut kenaikan harga saham perseroan tidak terlepas dari kinerja yang moncer.

Emiten farmasi PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang tiga bulan pertama tahun 2020.

Laba bersih yang dibukukan perseroan per akhir 2019 mencapai Rp9,34 miliar, naik 10,6 persen secara tahunan. Adapun, pada 2018, laba bersih perseroan mencapai Rp8,44 miliar.

Perusahaan farmasi itu meraih penjualan bersih Rp184,72 miliar, turun 0,43% secara tahunan.

Emiten farmasi, PT Pyridam Farma Tbk. mencetak laba bersih sebesar Rp1,89 miliar pada kuartal I/2019 atau naik 15,24% secara tahunan. Perolehan laba ini telah mencapai 19,97%…

PT Pyridam Farma Tbk. mematok target pertumbuhan Rp243 miliar atau tumbuh 9,5% sepanjang tahun ini.

Kendati tertarik menggarap bisnis obat generik, PT Pyridam Farma Tbk. mengaku tidak menyiapkan investasi khusus.

PT Pyridam Farma Tbk. menunda pembangunan pabrik biofarmasi senilai US$12 juta karena pasar dinilai masih terlalu kecil dibandingkan dengan investasi yang harus digelontorkan.