Hasil penjualan Sukuk Tabungan ST010 sebesar Rp15 triliun atau menorehkan rekor tertinggi sepanjang penerbitan sukuk tabungan.

Kepemilikan SBN akan semakin meningkat seiring naiknya permintaan produk ritel.

Realisasi pembiayaan utang melalui Surat Berharga Negara (SBN) hingga kuartal I/2023 mencapai Rp217,6 triliun.

Tren penurunan dana kelolaan di industri reksa dana berlanjut di tengah fluktuasi pasar modal dan bergesernya preferensi sejumlah investor ke SBN ritel.

Ada surat berharga syariah negara (SBSN) ritel yang jatuh tempo pada masa penawaran seri SR018.

DJPPR Kementerian Keuangan mencatat penjualan SBN seri pertama tahun ini memecahkan rekor dari sisi nominal dan jumlah investor. 

Tingkat kupon SR018 diharapkan relevan dengan kondisi pasar terkini.

Masa penawaran untuk dua SBR Ritel yakni SBR012-T2 dan SBR012-T4 akan ditutup pada Kamis (9/1/2023) pukul 10.00 WIB.

Penjualan surat berharga negara (SBN) ritel seri SBR012-T2 dan SBR012T-4 telah mencapai Rp12,9 triliun dari kuota Rp15 triliun.

Analis menilai katalis positif untuk SBR012-T2 dan SBR012-T4 adalah tren kenaikan suku bunga. 

Permintaan SBN Ritel T2 dan T4 hampir mencapai target Rp10 triliun, Kementerian Keuangan bakal meningkatkan targetnya menjadi Rp15 triliun.

Pemesanan SBR012 sampai dengan Sabtu tanggal 21 Januari 2023 pukul 09.00 WIB, telah mencapai Rp3,68 triliun dari 15.552 investor.

Kementerian Keuangan akan merilis 8 seri obligasi negara atau surat berharga negara (SBN) ritel pada 2023.

Pemerintah menawarkan SBR012 sebagai obligasi ritel pertama 2023. Simak karakteristiknya sebelum membeli.

Kementerian Keuangan mencatat jumlah permintaan obligasi atau SBN ritel pada tahun 2022 telah mencapai Rp107,38 triliun.