Rangkuman peristiwa seputar perdagangan yang layak disorot sepanjang tahun ini adalah peristiwa kelangkaan minyak goreng, hingga polemik impor beras.

Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia Master Parulian Tumanggor hukuman 12 tahun penjara dan denda senilai Rp10,9 triliun.

Jaksa menuntut terdakwa kasus minyak goreng Weibinanto Halimdjati alias Lin Che Wei delapan tahun penjara.

Lima terdakwa kasus mafia minyak goreng jalani sidang tuntutan pada hari ini.

Perkara mafia minyak goreng yang menjerat Lin Che Wei lanjut ke pembuktian usai hakim menolak eksepsi para terdakwa.

Eksepsi terdakwa kasus minyak goreng Lin Che Wei dinyatakan tidak bisa diterima oleh Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat.

Kebijakan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) dinilai memberikan dampak pada kasus minyak goreng.

Kuasa hukum General Manager PT Musim Mas mengeklaim Surat Dakwaan Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang kasus minyak goreng tidak tepat.

Lin Che Wei menyebut bahwa dakwaan jaksa tentang kerugian negara Rp18,3 triliun keliru.

Lin Che Wei bergerak tidak sendiri, sebab di sidang dakwaan dia berkomunikasi secara intens dengan Mendag M Lutfi dan Indrasari Wisnu Wardhana.

Grup Sinar Mas dan Grup Asian Agri menjadi prioritas Kementerian Perdagangan untuk mendapat persetujuan ekspor (PE) minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

Pihak Wilmar meminta pertanggungjawaban bekas Menteri Perdagangan M Lutfi dalam kasus mafia minyak goreng.

Lin Che Wei adalah orang Menteri Koordinator Bidang Perkonomian yang kemudian masuk ke Kemendag untuk menyelesaikan masalah minyak goreng.

Muhammad Lutfi menyampaikan hasil pembahasan yang disepakati dengan Lin Che Wei dan Indrasari Wisnu Wardana di rapat yang dipimpin Airlangga Hartarto.

Lima terdakwa kasus dugaan korupsi mafia minyak goreng diduga merugikan negara hingga Rp18,3 triliun.