PT Hartono Istana Teknologi milik Bos Djarum yang memproduksi motor listrik Polytron siap menghadapi persaingan pasar dengan berbagai prinsipal Jepang.

Banjir produk sepeda motor listrik masih mengandalkan baterai impor. Produsen baterai lokal merek ABC pun sulit menembus pasar kendaraan listrik tersebut.

Motor berteknologi listrik akan menjadi proyek untuk Harley-Davidson ke depannya.

Tingkat komponen dalam negeri motor listrik Polytron milik Hartono Bersaudara baru mencapai 30 persen.

Pemain otomotif banyak menekankan pentingnya memberi pilihan kendaraan bagi konsumen, tetapi opsi all-electric dari hampir tidak bisa ditemukan.

Pengembangan kendaraan listrik terutama sepeda motor masih terdapat kendala teknis terhadap produk masing-masing pelaku industri.

Belum banyak investor yang cukup tertarik untuk berinvestasi menyiapkan kebutuhan di sisi hilir untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik.

Urusan subsidi kendaraan listrik sebenarnya belum memiliki landasan aturan yang cukup kuat.

ECGO EV Moto akan memberikan subsidi untuk pembelian produk motor listrik miliknya kepada 10.000 pembeli pertama.

Untuk mendapatkan insentif sebesar Rp7 juta, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah umur kendaraan roda dua maksimal 10 tahun.

Sepeda motor listrik Volta besutan PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) melalui perusahaan patungan PT Volta Indonesia memiliki TKDN tertinggi.

Tidak menutup kemungkinan, Suzuki juga bakal meluncurkan motor listriknya untuk pasar domestik di Indonesia.

Electrum menganggap rencana subsidi pembelian motor listrik harus cepat diketok, lantaran mengganggu keputusan konsumen.

Saat ini Selis (SLIS) mengandalkan 20 mekanik untuk melayani kebutuhan purna jual pelanggan di seluruh Indonesia.

PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. (SLIS) masih menunggu realisasi kebijakan subsidi kendaraan listrik sebelum menggenjot kapasitas produksi.