Suara lantang dari para guru besar diharapkan mampu mengetuk pintu istana untuk mengembalikan tatanan demokrasi.

Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mengungkapkan keprihatinan atas memburuknya kualitas kelembagaan di Indonesia.

Center of Artificial Intelligence Ethics diharapkan dapat membantu menjaga perkembangan AI yang beretika.

Teknologi kecerdasan buatan diharapkan dapat memberi dampak positif bagi pertumbuhan Indonesia ke depan terlebih Kemenkominfo telah mengeluarkan SE Etika

Bicara konteks Indonesia, akan tetap ada partai politik yang selalu menjaga dan mengawasi supaya keseimbangan dalam pemerintahan terjaga.

Mahasiswa DPP Fisipol UGM menuliskan surat terbuka kepada Pratikno dan Ari Dwipayana, akademisi UGM yang kini mengisi posisi di pemerintahan Presiden Jokowi.

Ilustrasi guillotine dalam aksi Gejayan Memanggil mengingatkan kembali kepada kisah dipenggalnya kepala penguasa tiran Louis XVI dalam Revolusi Prancis.

Pratikno dan Ari Dwipayana merupakan para pengajar atau akademisi di UGM yang saat ini tengah mengisi posisi di pemerintahan yang dipimpin Presiden Joko Widodo.

Sejumlah kampus dan perkumpulan akademisi menuntut penegakan demokrasi yang dinilai kian luntur.

Merujuk pada data Maternal Mortality Ratio berdasarkan The World Factbook ranking kematian ibu Indonesia di dunia justru berada di urutan ke-52.

Istana merespons dingin suara moral yang dilontarkan oleh para akademisi dari sejumlah kampus yang ingin presiden bersikap netral.

Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin merasa kecewa dengan respons istana terkait beberapa civitas akademika yang mengkritisi Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Berbagai manuver politik era Presiden Jokowi dinilai mengancam demokrasi, menghasilkan teguran keras dari kalangan akademik hingga aksi mahasiswa dan pelajar.

Jokowi mempersilakan bagi setiap masyarakat hingga institusi pendidikan untuk mengkritik pemerintah.

Berikut isi lengkap Petisi Bulaksumur yang dibacakan akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk Presiden Jokowi.