Bisnis, JAKARTA — Presiden Joko Widodo mengeluhkan besarnya beban subsidi energi yang harus ditanggung pemerintah di tengah fluktuasi harga komoditas di pasar global.
Pakar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto menanggapi teguran yang dilayangkan Presiden Jokowi ke PLN dan Pertamina soal subsidi dan efisiensi.
Pemerintah saat ini tetap mempertahankan subsidi BBM khususnya Pertalite dan LPG 3 kg untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian global.
Penerapan skema penyaluran subsidi energi secara tertutup yang rencananya dimulai pada 2022 masih belum mendapatkan kepastian. Skema yang rencananya digunakan untuk menyalurkan…
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai kenaikan harga minyak bisa menambah beban fiskal Indonesia karena adanya kemungkinan subsidi yang membengkak…
Paket pemulihan ekonomi pada tahun lalu dinilai belum sejalan dengan target perubahan iklim. Subsidi energi fosil saat ini tidak hanya mendorong konsumsi yang boros dan berdampak…
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi menyebut perlu adanya pendataan yang akurat terhadap masyarakat kurang mampu agar nantinya reformasi subsidi energi bisa berjalan…
Dalam RAPBN 2022, subsidi energi direncanakan sebesar Rp134 triliun yang terdiri atas subsidi BBM dan LPG tabung 3 kg sebesar Rp77,5 triliun, serta subsidi listrik sebanyak…
Kelemahan pada pengelolaan subsidi yang disoroti adalah validitas data, pengendalian harga dan volume subsidi, masih adanya exclusion dan inclusion error dalam pemberian…