JP Morgan merevisi saham-saham pilihannya di sektor nikel Indonesia menyusul reli harga nikel di London.

Indika Energy (INDY) mencatatkan penjualan batu bara melalui anak usahanya Kideco Jaya Agung sebesar 7,2 juta ton di kuartal I/2024.

Pandangan analis soal saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) hingga waktu tepat untuk pemerintah serius melakukan audit industri timah.

Emiten Prajogo Pangestu Petrosea (PTRO) menandatangani fasilitas pinjaman sebesar US$410 juta dan Rp1,3 triliun atau senilai total Rp7,9 triliun dengan BCA.

Prospek nikel cerah sepanjang sisa tahun ini, mengiringi aksi borong pemodal jumbo di saham Vale Indonesia (INCO).

Saat reli terjadi di pasar komoditas logam industri dan logam mulia, sederet nama memborong saham MDKA.

PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) akan melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Saham Adaro (ADRO) berpotensi memanas seiring dengan pembagian dividen jumbo dan sederat investasi perseroan dalam jangka panjang.

JP Morgan memberikan perkiraan mengenai dividen ADRO untuk 2024, sementara Boy Thohir berkomitmen untuk membagikan dividen ke pemegang saham.

Kinerja emiten batu bara seperti ADRO, BUMI, dan kawan-kawan dihantui penurunan harga batu bara sepanjang kuartal I/2024.

Filipina tampak kian serius untuk menggarap bisnis nikelnya. Pemerintah setempat mendorong sejumlah strategi untuk mendapatkan kue di industri nikel global.

Emiten batu bara Bukit Asam (PTBA) akan membagikan dividen Rp4,57 triliun dan menjadwalkan cum date pada pekan depan.

Sampai kuartal I/2024, PT Timah Tbk. (TINS) telah membukukan laba senilai Rp30 miliar.

PT Indika Energy Tbk. (INDY) menetapkan jadwal pembagikan dividen tunai sebesar US$30 juta atau sekitar Rp480 miliar.

PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) mengalokasikan belanja modal Rp2,85 triliun pada 2024, salah satu alokasinya untuk penambahan kapasitas KA batu bara.