Pemegang saham pengendali Golden Eagle Energy (SMMT), PT Geo Energy Investama akan melakukan tender offer terhadap saham SMMT dengan harga Rp1.305,5 per saham.

Profil kredit ADRO mencerminkan posisi pasarnya yang terdepan, operasi terintegrasi yang kuat, posisi biaya tambang yang kompetitif.

Sejumlah tantangan, seperti dari sisi penerbitang utang akan menjadi sentimen bagi para produsen batu bara mulai 2024 nanti.

Saham batu bara di dalam indeks LQ45 seperti ADRO, PTBA, ITMG, hingga INDY telah mencatatkan price to book value (PBV) yang tergolong kecil.

Bumi Resources (BUMI) memperkirakan volume produksi batu bara akan mencapai hingga 55 juta ton hingga kuartal III/2023.

Emiten jasa pengangkutan PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk. (BESS) optimistis kinerja naik seiring dengan memanasnya harga batu bara.

Bukit Asam (PTBA) menyiapkan beberapa strategi menghadapi penurunan harga batu bara.

Indo Tambangraya Megah (ITMG) menjajaki peluang untuk masuk dalam Bursa Karbon.

Indo Tambangraya Megah (ITMG) menyampaikan telah menyerap belanja modal (capex) sebesar Rp413,5 miliar sampai 9 bulan 2023.

Induk Indo Tambangraya Megah (ITMG) menargetkan proporsi bisnis hijau dan batu bara dalam Grup Banpu dapat mencapai 50% pada 2025.

Astrindo Nusantara Infrastruktur (BIPI) mencatatkan produksi batu bara sebesar 4,4 juta ton hingga kuartal III/2023.

Adaro Energy Indonesia (ADRO) menghabiskan belanja modal atau capex sebesar Rp7,3 triliun hingga 9 bulan 2023.

Emiten batu bara favorit Lo Kheng Hong ABM Investama (ABMM) membukukan laba bersih Rp3,58 triliun, tumbuh 32% secara tahunan.

Bukit Asam (PTBA) membukukan laba bersih Rp3,8 triliun hingga kuartal III/2023, tergerus 62% secara tahunan.

Dari total produksi Arutmin sebesar 23 juta ton, sebanyak 11,5 juta ton akan didistribusikan ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN.