Pemerintah memang mengincar hidrogen bersama amonia dan nuklir sebagai energi alternatif yang dikembangkan. Namun, sejauh ini belum ada peta jalan pengembangan.

Setelah berlari cepat mengadopsi mobil listrik, industri Thailand kini mengincar teknologi hidrogen. Produsen di Indonesia seperti Toyota Indonesia pun bersiap.

Siam Cement Group (SCG) yang dipimpin Thammasak Sethaudom diam-diam tengah mengembangkan teknologi hidrogen untuk mobil serta sistem transportasi.

PLTP Kamojang resmi menjadi penghasil hidrogen hijau (green hydrogen) berbasis panas bumi pertama di Asia Tenggara.

PLN menyebut harga isi ulang hidrogen lebih murah dibandingkan dengan bensin dan listrik.

Kementerian ESDM meminta PLN untuk studi pengembangan hidrogen hijau seiring dengan minat Jepang untuk investasi.

PLN resmi operasikan stasiun pengisian hidrogen hijau pertama di Indonesia yang bisa digunakan untuk sektor transportasi.

PLN melalui PLN EPI menggandeng perusahaan asal Jepang, JERA untuk menjajaki peluang kerja sama dan kolaborasi strategis dalam bidang LNG hingga energi hijau.

PT Sumber Energy Global Tbk. (SGER) menganggarkan US$50 juta atau senilai Rp791,25 miliar untuk pembangunan pabrik hidrogen peroksida mulai Februari mendatang.

Toyota Indonesia mengaku siap memproduksi mobil berbasis hidrogen ataupun berbahan bakar etanol 100% (E100).

Belum tuntas pengembangan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai di Tanah Air, teknologi kendaraan berbahan bakar hidrogen sudah dilirik oleh badan usaha milik negara…

Pertamina NRE dan Toyota mengembangkan stasiun pengisian hidrogen yang dapat melakukan pengisian hidrogen skala komersial dengan waktu kurang dari 5 menit.

Pengembangan Truk GenH2 didasari oleh Mercedes-Benz Actros konvensional.

Hindrogren sebagai EBT punya peluang besar karena secara global telah digunakan, sementara di dalam negeri PLN dan Toyota canangkan kolaborasi kendaraan FCEV.

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia menggodok potensi pengembangan bahan bakar alternatif hidrogen hingga flexy engine.