Hasil real count Pilpres 2024 yang dirilis KPU menunjukkan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran masih unggul dalam perolehan suara sementara.

Suara calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo jeblok di Kota Surakarta. Padahal Surakarta atau Solo adalah basis pendukung PDI Perjuangan alias PDIP.

Website Sirekap mendapat respons negatif karena data C1 Hasil berubah ketika diinput ke Sirekap. KPU meminta maaf. Pakar digital telah beri peringatan.

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pertemuan di Pacitan, Jawa Timur, Sabtu (17/2/2024).

Hasil real count Pilpres 2024 yang dirilis KPU menunjukkan paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih unggul dalam perolehan suara sementara.

Calon wakil presiden sekaligus mantan ketua MK Mahfud MD menyatakan bahwa penggugat hasil Pemilu tidak selalu berujung dengan kekalahan dipengadilan.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Ossy Dermawan mengunggah pertemuan Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pacitan.

Emiten bank jumbo seperti Bank Mandiri (BMRI) hingga Bank Central Asia (BBCA) menjadi incaran investor asing usai Prabowo-Gibran unggul real count KPU.

Data didasarkan pada hasil real count Pileg 2024 yang di publikasikan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jumat (17/2/2024) pukul 07.30 WIB,

Berdasarkan data hasil real count KPU, Sabtu (17/2/2024), pukul 06.30 WIB, tercatat data yang masuk sudah mencapai 63,57%.

Hasil real count sementara Pemilu 2024 KPU per Jumat (16/2/2024) jam 23.00 WIB menunjukkan Prabowo-Gibran unggul dengan perolehan suara 57,39%.

KPU mengakui terdapat kesalahan input data yang menyebabkan perolehan suara pasangan calon paslon Anies-Imin.

Berdasarkan data hasil real count KPU, Jumat (16/2/2024), pukul 21.00 WIB, tercatat data yang masuk sudah mencapai 61,92%.

Berikut 5 link real count Pemilu 2024 KPU untuk pantau perkembangan perolehan suara Pilpres, Pileg DPR, Pileg DPRD Provinsi, Pileg DPRD Kab/Kota, dan Pemilu DPD

Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menduga bahwa data algoritma pada sistem Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah diatur untuk memenangkan salah satu paslon.