BPS melaporkan sejumlah komoditas dari kelompok penggunaan bahan baku/penolong, barang modal, dan konsumsi pada Januari-September 2024 mencapai US$170,8 miliar.
Ekonomi Negeri Tirai Bambu yang melemah membuat ekspor Indonesia ke China hingga September 2024 hanya senilai US$US$42,53 miliar, dengan impor lebih tinggi.
Neraca dagang RI berlanjut surplus 53 bulan berturut-turut pada September 2024 senilai US$3,26 miliar. Surplus itu tercatat menguat dari bulan sebelumnya.
Penguatan nilai tukar rupiah memicu industri manufaktur untuk menaikkan impor. Namun, ekspor berpeluang naik berkat akselerasi tipis harga komoditas unggulan.
Kemendag mengharapkan, implementasi Perjanjian Perdagangan Preferensi (Preferential Trade Agreement/PTA) negara D-8 dapat meningkat US$500 miliar pada 2030.