Kinerja emiten perbankan seperti BBRI, BBNI, BMRI hingga BBCA dinilai prospektif seiring keputusan The Fed yang akan memangkas suku bunganya.

Harga emas digadang-gadang masih mampu bergerak lebih tinggi dari posisi rekor baru pada September 2024.

PT Astra International Tbk. (ASII) pun buka suara atas proyeksi penurunan suku bunga acuan The Fed yang akan diikuti Bank Indonesia.

Potensi cuan jual pembeli emas Antam mencapai ratusan ribu saat harga kembali memecahkan rekor baru pada September 2024.

Harga emas di pasar spot melonjak 1,85% menjadi US$2,558 per troy ounce, sedangkan harga emas berjangka AS naik 1,79% menjadi US$2,557 per troy ounce.

Indeks harga produsen AS untuk permintaan akhir meningkat 0,2% dari bulan sebelumnya pada Agustus 2024.

Emiten pertambangan menjadi salah satu sektor saham yang bisa dikoleksi kendati mengalami beberapa faktor pemberat.

Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Federal Reserve Amerika Serikat (AS) dilaksanakan pada pekan depan, 17-18 September 2024.

Saham-saham properti hingga bank jumbo diramal moncer tersengat rencana pemangkasan suku bunga The Fed dan pelonggaran suku bunga acuan BI.

The Fed diperkirakan akan melakukan pemangkasan suku bunga sebanyak 3 kali pada sisa tahun ini.

Nasabah kaya cenderung lebih sensitif terhadap pergerakan suku bunga dibandingkan dengan masyarakat menengah ke bawah.

Analis melihat saham-saham ritel seperti ASII, MYOR, hingga SIDO dapat diperhatikan menjelang pemangkasan suku bunga.

OJK menyampaikan proyeksi kinerja perbankan Indonesia jika suku bunga The Fed mulai menurun, yang diharapkan diikuti oleh BI Rate.

Muncul keraguan mengenai pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 50 bps pada bulan ini usai data inflasi AS Agustus 2024 rilis.

Emiten semen membutuhkan katalis supaya kinerja saham dan perusahaan tetap kokoh hingga 2024.