Buronan kasus korupsi cessie Bank Bali tersebut pun berhasil dibawa kembali ke Indonesia melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis (30/7/2020) malam.

Suksesnya penangkapan buron kelas kakap Joko Soegiharto Tjandra alias Djoko Tjandra tidak terlepas dari kerja sama dengan Polis Diraja Malaysia.

Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo mengaku posisi Djoko terdeteksi siang hari tadi. Kemudian pada sore harinya, dia berhasil diamankan.

Djoko Soegiharto Tjandra tiba sekitar pukul 22.39 WIB dengan mengenakan baju tahanan berwarna orange dan tangan diborgol.

Buronan kakap Djoko Soegiharto Tjandra diperkirakan akan tiba di Gedung Sasana Manggala Praja Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (30/7/2020) 23.00 WIB.

Permohonan red notice kepada Kepolisian itu dikirimkan pihak Kejaksaan Agung atas nama buronan kelas kakap Joko Soegiharto Tjandra.

Bareskrim Polri dikabarkan berhasil menangkap buronan kelas kakap Joko Soegiharto Tjandra. Hal tersebut dibenarkan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono.

Jaksa Pinangki Sirna Malasari diduga kuat berkomplot menyembunyikan buronan kelas kakap Joko Soegiharto Tjandra alias Djoko Tjandra.

Kabar itu dibenarkan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono. Kendati begitu, dia belum mau menjelaskan kronologi penangkapan DPO tersebut.

Brigjen Pol Prasetijo Utomo membantu pelarian buronan DJoko Soegiharto Tjandra dengan membuat surat jalan bagi DPO kelas kakap itu.

Penasihat hukum buronan Joko Soegiharto Tjandra alias Djoko Tjandra, Anita Dewi Kolopaking sebagai tersangka karena diduga membantu pelarian DPO tersebut.

Presiden adalah satu-satunya pengguna data dan analisa BIN. Tak ada yang tahu dan menilai kinerja BIN selain Presiden.

Jaksa Pinangki Sirna Malasari diduga kuat telah bertemu dengan buronan Djoko Tjandra di luar negeri sebanyak sembilan kali selama tahun 2019.

PN Jaksel menolak berkas permohonan PK dari buronan Djoko Tjandra dan tidak meneruskan berkas tersebut ke Mahkamah Agung (MA).

PN Jaksel menolak PK yang diajukan pihak Joko Soegiharto Tjandra karena tidak pernah memenuhi syarat formil berupa kehadiran pemohon PK di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.