Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan aset LPS mencapai Rp210 triliun selama tahun berjalan, untuk apa dana tersebut?

LPS menyebutkan terdapat dua bank yang ditutup pada tahun ini, bagaimana nasib nasabahnya?

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyebutkan LPS memiliki aset Rp210 triliun saat ini, dari mana asalnya?

Simak poin-poin penting terkait kondisi sektor keuangan Indonesia terkini yang dipaparkan KSSK.

Berikut daftar tingkat suku bunga penjaminan terbaru yang ditetapkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

KSSK (yang terdiri dari Sri Mulyani, BI, OJK, dan LPS) mengatakan stabilitas sistem keuangan Indonesia pada kuartal III/2023 tetap stabil.

Melihat dalam periode 3 tahun terakhir, simpanan jumbo di atas Rp5 miliar tumbuh paling besar hingga 30,9%.

Gejolak ekonomi global hingga tren suku bunga tinggi tahun ini memberi tantangan kepada kondisi likuiditas perbankan.

Menkeu Sri Mulyani bersama KSSK dipanggil Presiden Jokowi ke Istana untuk membahas update ekonomi global dan rupiah yang hampir tembus Rp16.000 per dolar AS.

Pangsa simpanan nasabah prioritas tergolong sangat besar. Hal ini mendorong bank untuk aktif menggarap segmen nasabah prioritas.

Kemenkop UKM meyakini bahwa koperasi yang difasilitasi oleh LPS akan lebih aman dan kompetitif bagi nasabah.

Dari penutupan 120 bank, total simpanan yang terkena dampak mencapai Rp2,26 triliun dan jumlah rekening yang terpengaruh adalah sebanyak 313.814 rekening.

Berdasarkan data LPS, per Agustus 2023 jumlah rekening simpanan masyarakat paling banyak berada di bank BUMN.

LPS membidik proses pembayaran seluruh penjaminan paling lambat selesai dalam 90 hari kerja atau pada Januari 2024.

Berdasarkan catatan LPS per Agustus 2023, pertumbuhan rekening 'jumbo' itu berada di kisaran 6,79 persen.