PMI Manufaktur Indonesia berada di zona ekspansif dan mengungguli sejumlah negara G20, seperti Rusia, China, dan Amerika Serikat

Laju PMI manufaktur Indonesia Juli 2023 merupakan peningkatan tercepat dalam rekor sejak September 2022 lalu.

Sepanjang semester I/2023, sektor manufaktur berkontribusi sebesar 27,4 persen terhadap total penerimaan pajak yang mencapai Rp970,20 Triliun. 

Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia mampu melampaui PMI manufaktur sejumlah negara-negara pusat manufaktur dunia, seperi China dan AS.

Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia tercatat menguat ke level 52,5 pada Juni 2023 dibandingkan bulan sebelumnya di level 50,3.

Laju PMI Manufaktur Indonesia pada Juni 2023 salah satu peningkatan paling cepat yang diamati selama 1,5 tahun terakhir dan tergolong kuat secara keseluruhan.

Pelaku industri manufaktur pada Juni tahun ini semakin optimistis bisa mencetak kinerja positif.

Kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus terkikis, pada kuartal I/2023 yang kembali menurun hingga pada angka 16,77 persen.

Investasi asing sektor tekstil pada kuartal I/2023 tercatat sebesar US$74,34 juta atau setara dengan Rp1,10 triliun.

PMI Manufaktur Indonesia pada Mei 2023 tercatat mengalami penurunan sebesar 2,4 poin menjadi 50,3 dari bulan sebelumnya yang cukup tinggi, yaitu 52,7.

Pemerintah kembali menjanjikan insentif bagi industri padat karya yang masih lunglai akibat pelemahan pasar global.

PMI Manufaktur yang merosot pada Mei berpotensi terus melorot hingga level kontraksi.

Keyakinan kalangan industri pada Mei melemah mengacu pada Purchasing Manager Index (PMI) Manufactur yang dirilis S&P Global.

Pelambatan indeks kepercayaan industri atau IKI pada Mei ini melengkapi tren pelambatan selama tiga bulan berturut-turut.

Pelaku usaha menilai imbas pelemahan ekspor baru terasa memasuki awal tahun ini.