Sejumlah bank anggota Himbara seperti BMRI, BBNI dan BBRI harus menghadapi tantangan dari tingginya utang BUMN karya, dalam mencatatkan kinerja pada 2024.
Penerbitan obligasi korporasi pada 2024 masih dibayangi sentimen risiko gagal bayar dari emiten konstruksi BUMN, Waskita Karya (WSKT) dan Wijaya Karya (WIKA).
Dua BUMN karya yakni Waskita (WSKT) dan Wijaya Karya (WIKA) dihentikan perdagangan sahamnya karena gagal bayar. OJK mengingatkan perbankan untuk taat regulasi.
OJK memastikan akan terus melakukan pengawasan terhadap BUMN Waskita dan Wijaya Karya terkait dengan potensi delisting dan suspensi saham kedua emiten.
Indonesia Investment Authority (INA) gaet investor dana pensiun asal Belanda, APG Asset Management N.V (APG) dan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA).
Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan langkah restrukturisasi yang diusulkan Waskita Karya merupakan satu-satunya solusi agar semua pihak terselamatkan.
Jika proses restrukturisasi rampung, Kementerian BUMN akan berkomunikasi dengan Kementerian PUPR untuk menjadikan Waskita Karya sebagai anak usaha Hutama Karya.
BUMN Karya yang mencetak laba seperti ADHI dan PTPP mencatatkan raihan kontrak baru lebih besar dibandingkan WSKT dan WIKA yang kinerjanya terkontraksi.