Serikat pekerja mengatakan kesulitan pembayaran pesangon kepada pekerja yang kena PHK umumnya terjadi pada perusahaan tekstil berbasis lokal.

Kemnaker membenarkan adanya sejumlah perusahaan tekstil raksasa di Jawa Tengah yang tengah dalam kondisi sulit hingga dikabarkan akan menutup pabriknya.

Industri tekstil dan garmen banyak yang mengalami gulung tikar hingga melakukan pemutusan hubungan kontrak (PHK) massal pekerja.

Sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat menunjukkan tren positif.

Hampir 4 tahun industri tekstil terjerat gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) lantaran permintaan lesu imbas banjir barang impor ilegal.

Asosiasi mencatat terdapat 37.000 kontainer produk impor ilegal tekstil yang masuk ke Tanah Air sepanjang 2023.

Sekitar 5.300 karyawan industri tekstil terkena PHK massal selama periode Januari hingga pertengahan 2024.

Pelaku industri tekstil merasa tercekik akibat kenaikan suku bunga acuan pada tahun lalu, di tengah kelesuan pasar.

Kemenperin tengah menyiapkan aturan teknis pelarangan terbatas atau Lartas bagi delapan subsektor komoditas, termasuk produk hilir tekstil.

Terbaru, PHK massal sektor tekstil dilakukan enam perusahaan dengan jumlah sekitar 5.000 pekerja.

Seiring pelemahan ekonomi, stok produk tekstil China melimpah sehingga berpotensi membanjiri pasar ekspor, termasuk Indonesia.

Ekspor pakaian jadi secara volume sebesar 32,5 juta ton pada Mei 2023. 

Asosiasi Pertekstilan Indonesia mengungkapkan terdapat 5 pabrik tekstil yang bakal menutup usaha pada kuartal III/2023, PHK akan menimpa 12.000 pekerja.

Pelaku industri tekstil mengklaim utilitas pabrik mayoritas berada rata-rata pada kisaran 50 persen seiring minimnya order dari pasar domestik maupun ekspor.

Terdapat 250 perusahaan tekstil yang masih tetap beroperasi pada satu hari sebelum dan sesudah Hari Raya Iduladha.