Tiga pemegang saham ABMM terbesar hingga memasuki pekan kedua September 2024.

Sinar Mas memberikan perkembangan merger FREN dan EXCL. Di sisi lain, setelah mengambil LINK, EXCL menyewa layanan LINK guna geber layanan FMC dan FBB.

Chairman Sinar Mas Group Franky Oesman Widjaja menyampaikan kelanjutan merger Smartfren (FREN) dengan XL Axiata (EXCL) membentuk MergeCo.

Bos Sinar Mas Group, Franky Oesman Widjaja mengungkapkan rencana ekspansi Konsorsium Nusantara di IKN usai membangun Swissotel.

Grup Sinar Mas (DSSA) garap dua blok panas bumi hingga Kalangan perbankan menghitung peluang dari penerapan teknologi kecerdasan buatan.

DSSA makin serius menjajaki bisnis setrum panas bumi. Emiten Grup Sinar Mas itu membidik dua blok panas bumi hasil goverment drilling di Cisolok & Nage.

Berburu saham blue chip 2024 masih dibanderol dengan valuasi terdiskon atau mercy harga bajaj untuk menghadapi September Effect.

Emiten jagoan Lo Kheng Hong ABMM ditaksir akan segera mendapatkan guyuran dana segar ratusan miliar rupiah dari perusahaan batu bara Sinar Mas GEMS.

Emiten properti Grup Sinar Mas Land (BSDE) optimistis penjualan bakal terkerek jika The Fed pangkas suku bunga acuan.

Emiten properti Grup Sinar Mas Land, PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) bergeliat mengembangkan BSD City usai masuk ke dalam PSN baru.

PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS), emiten grup Sinar Mas, memberikan bocoran soal rencana pembagian dividen interim 2024.

Sudwikatmono, Grup Salim, Astra dan Sinar Mas pernah menjadi penguasa lahan kawasan industri di Tanah Air pada 1994.

Kenaikan laba bersih BSDE didorong pendapatan usaha yang mencetak Rp7,34 triliun pada semester I/2024.

PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) akan mengakuisisi 91,99% saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk. (SMDM). Dari mana sumber dananya?

Deretan saham anggota indeks LQ45 atau blue chip masih dibanderol dengan valuasi terdiskon alias mercy harga bajaj pada awal Agustus 2024.