Dampak badai tersebut dapat berupa hujan lebat, angin kencang dan gelombang tinggi. Dampak ini diperkirakan terjadi mulai hari ini hingga sekitar 7 April.
Presiden Joko Widodo meminta evakuasi korban bencana akibat siklon tropis Seroja di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dipercepat.
Salah satunya, Presiden Jokowi meminta kepala BNPB, Basarnas, dibantu Panglima TNI/Polri dengan seluruh jajarannya, mengerahkan tambahan personil untuk SAR (search and rescue).
Sebelumnya, akibat badai siklon tropis Seroja, sebanyak 2.410 gardu yang tersebar di Kupang, Flores Bagian Barat, Flores Bagian Timur, dan Sumba padam.
BNPB juga melaporkan setidaknya 128 orang meninggal dunia akibat bencana alam di NTT sejak Minggu (4/4/2021), sedangkan total korban hilang mencapai 72 orang.
Korban meninggal dunia di Kabupaten Lembata mencapai 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12 orang. Pada saat yang sama, total korban hilang mencapai 72 orang.
Aparat diperintahkan ikut turun tangan membantu mengatasi dampak bencana alam di NTT mulai dari Kabupaten Malaka, Alor, Sabu Raijua, Flores Timur, Kota Kupang, dan Sumba…
Delapan wilayah yang mengalami cuaca ekstrem dengan intensitas berat adalah Flores Timur, Sabu Raijua, Kota Kupang, Kabupaten Kupang Lembata, Alor dan Rote.
Siklon tropis sangat jarang terjadi di wilayah tropis, tetapi intensitasnya kian meningkat dalam rentang sepuluh tahun terakhir, termasuk di Indonesia.
Hal itu ditegaskan Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo dalam konferensi pers virtual terkait penanganan dampak bencana alam yang terjadi di NTT, Senin (5/4/2021) malam.