Kualitas udara DKI Jakarta turun ke peringkat 3 terburuk sedunia, tetapi masih tetap tidak sehat.

Ketua DPRD DKI berancana mengusulkan insentif tambahan untuk pekerja lapangan seiring kualitas udara Jakarta yang buruk.

DPRD mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk memberikan insentif bagi pekerja rentan polusi.

KLHK berpendapat polusi udara bisa dikendalikan asalkan kendaraan listrik [EV], biodiesel, dan biofuel yang efisien dan terjangkau bisa didapatkan.

Kualitas udara di Jakarta pada Jumat (4/8/2023) pagi nomor 1 terburuk di dunia berdasarkan data IQAir pada pukul 08.09 WIB.

Banyaknya warga yang berpindah ke transportasi publik tentunya akan berkontribusi pada turunnya polusi udara.  

Kualitas udara di Jakarta berada di peringkat 1 terburuk di dunia dibandingkan dengan negara lainnya level AQI US berada di 163 pada Jumat (28/7/2023) pagi ini.

Kualitas udara di Jakarta membaik pada Sabtu (15/7/2023) pagi. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di angka 79 pada pukul 08.21 WIB.

Kualitas udara di Jakarta pada hari ini lebih buruk dibanding Kamis (6/7/2023) pagi. Berdasarkan data IQAir, peringkat lima terburuk di dunia.

Kualitas udara di Jakarta  pada Kamis (6/7/2023) pagi di peringkat 6 terburuk di dunia dengan tingkat polusi di angka 134 pada pukul 08.00 WIB.

Kualitas udara di Jakarta pada pagi ini peringkat nomor 4 terburuk di dunia, tidak sehat dan sensitif.

Kualitas udara Jakarta peringkat 1 terburuk di dunia siang ini, Senin (19/6/2023), dengan angka polusi mencapai 152 berdasarkan laporan AQI US

DPRD DKI Jakarta menilai Pemprov DKI perlu menjadikan lahan tidur yang belum dimanfaatkan sebagai kantong udara untuk memperbaiki kualitas udara Jakarta.

Kualitas udara di Jakarta dinilai tidak sehat dengan level AQI US berada di 161.

Indeks kualitas udara di Jakarta pada Jumat (16/6/2023) pagi berada posisi nomor 2 terburuk di dunia.