PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex akan segera menyelesaikan proses restrukturisasi agar terhindar dari ancaman delisting dari Bursa Efek Indonesia.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan daftar 50 perusahaan yang berpotensi delisting, mulai dari WSKT, SRIL, hingga MYRX milik Benny Tjokro.

Rugi Sri Rejeki Isman (SRIL) atau Sritex bertambah di kuartal I/2024 sebesar Rp242 miliar, dan akan mengurangi jumlah karyawan hingga 2025 akibat bisnis teksti

Sejak pandemi, SRIL telah melakukan pemangkasan tenaga kerja hingga 35%.

Menperin Agus Gumiwang angkat bicara soal industri tekstil yang bertumbangan hingga melakukan PHK terhadap para karyawannya.

PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex (SRIL) dikabarkan bakal memangkas jumlah pekerja secara signifikan. Ini menambah deret perusahaan tekstil yang rontok.

Sritex (SRIL) membukukan rugi, defisit serta defisiensi modal yang mengindikasikan ada ketidakpastian material terhadap kelangsungan usaha.

PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex akan tetap melakukan pengurangan karyawan (PHK) secara berkala hingga 2025.

Emiten tekstil dan alas kaki yang menggarap industri padat karya seperti PBRX, SRIL, hingga BATA mencatatkan rapor merah.

Sri Rejeki Isman (SRIL) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp1,77 triliun hingga 9 bulan 2023.

BEI mengumumkan potensi delisting atau penghapusan emiten PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) setelah sahamnya disuspensi selama 30 bulan per 18 November 2023.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) dan PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) terjerembab di papan saham pemantauan khusus Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sritex masih memiliki kewajiban restrukturisasi anak usaha di Singapura dan New York dan meminta waktu penyelesaian hingga akhir tahun 2024.

Emiten tekstil milik konglomerat keluarga Lukminto, PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) berhasil menekan rugi bersih pada kuartal I/2023.

PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex mencetak rugi bersih mencapai US$395,56 juta setara Rp6,16 triliun sepanjang 2022.