Saham Wijaya Karya (WIKA) telah naik 123,62% YtD. BlackRock dan beberapa investor besar telah menambah saham WIKA khususnya pada awal semester II/2024.

PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) membidik tambahan kontrak hingga Rp150 miliar dari proyek Ibu Kota Baru (IKN) Nusantara hingga akhir 2024.

WIKA meraih nilai kontrak baru sebesar Rp11,59 triliun yang berasal dari segmen infrastruktur dan gedung, properti, serta segmen EPCC.

IHSG ditutup menguat ke level 7.694,53 atau menembus rekor all time high (ATH) baru pada hari ini, Senin (2/9/2024). Saham BMRI, ASII & WIKA terpantau melesat.

WIKA, ADHI, PTPP, dan WSKT mengakumulasikan pembayaran kepada subkontraktor Rp27,83 triliun pada semester I/2024.

WIKA meraih nilai kontrak Rp475 miliar dari Pertamina Patra Niaga untuk mengerjakan proyek pembangunan Jetty 1 Baru di Integrated Terminal Manggis.

Penghasilan lain-lain yang bersumber dari keuntungan restrukturisasi membuat WIKA meraih laba bersih Rp401 miliar pada semester I/2024.

Tiga emiten konstruksi, ADHI, PTPP, dan WIKA mulai mempersiapkan diri menyambut rencana merger BUMN Karya.

Wijaya Karya (WIKA) mencatat saldo pekerjaan dalam proses konstruksi atas proyek kereta cepat mencapai Rp5,01 triliun, yang merupakan klaim atas cost overrun.

Mayoritas sumber pendanaan proyek emiten BUMN Karya seperti ADHI, PTPP, WIKA dan WSKT berasal dari pemerintah. Adapun, anggaran infrastruktur pada 2025 turun.

BUMN Karya secara total meraih nilai kontrak Rp41,2 triliun dari pengerjaan proyek di IKN Nusantara.

Saham BUMN Karya dinilai semakin atraktif usai Prabowo Subianto menyatakan berencana melanjutkan proyek IKN.

WIKA telah menyiapkan dana dari kas internal untuk melunasi utang obligasi dan sukuk pada bulan depan.

Emiten BUMN Karya perlu menyiapkan kuda-kuda kokoh jelang pemerintahan Prabowo di tengah bayang-bayang alokasi anggaran infrastruktur yang kurang menjanjikan.

BUMN Wijaya Karya (WIKA) menyiapkan dana dari kas internal senilai Rp325,5 miliar untuk melunasi utang sukuk pada September 2024.