Harga minyak dunia kembali melemah di tengah gejolak rencana pembalasan Israel terhadap misil Iran.

Harga minyak dunia terpantau melonjak dan mematahkan tren penurunan seiring dengan sikap pasar yang menunggu respons Israel terhadap serangan rudal Iran.

Harga minyak terpantau anjlok lebih dari 4% di tengah berita kemungkinan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel.

Permintaan minyak dunia diperkirakan melemah, terdampak ekonomi China yang lesu.

Harga minyak dunia turun tipis di awal jam perdagangan Asia pada Selasa (8/10/2024) seiring dengan aksi profit taking.

Minyak menghapus pelemahan sebelumnya karena pasar menunggu Israel akan membalas serangan rudal Iran pekan lalu.

Harga minyak mentah dunia mengalami koreksi pada awal pekan ini usai mencatat kenaikan mingguan terbesar setahun lebih.

Saham emiten-emiten minyak dan gas (migas) kompak menguat dalam sepekan terakhir merespons kenaikan harga minyak tersulut eskalasi konflik Timur Tengah.

Kenaikan harga minyak dunia mulai melambat karena pasokan global secara keseluruhan disebut masih tercukupi dengan baik.

Ada kans harga minyak memanas hingga tembus US$100 per barel usai saling serang antara Israel dan Iran terjadi.

Memanasnya tensi konflik geopolitik Timur Tengah menjadi katalis positif terhadap laju saham emiten-emiten minyak dan gas (migas) di lantai bursa.

Eskalasi tensi politik antara Iran dan Israel mengaktifkan mode siaga investor seiring dengan lonjakan harga minyak.

Sejumlah nama berbalik arah memborong saham AKR Corporindo (AKRA) sepanjang bulan ini.

Harga minyak dunia terpantau naik tipis pada perdagangan Senin (30/9) seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan dari Timur Tengah.

Harga minyak melanjutkan koreksinya selama tiga hari beruntun seiring dengan sikap investor yang fokus pada ekspektasi kenaikan pasokan dari Libya dan OPEC+.