Sejumlah manajer investasi justru merekomendasikan serok saham Starbucks, yang harganya terus turun sebagai dampak seruan boikot produk terafiliasi Israel.
Seruan boikot produk Israel dinilai akan lebih menggema di tengah eskalasi konflik Iran-Israel. Saham-saham dari produk itu pun perlu dicermati geraknya.
Di tengah penjualan yang meningkat, emiten pengelola Starbucks (MAPB) mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp104,64 miliar atau merosot 22,72% YoY.
AlShaya disebut akan memangkas sebanyak 2.000 karyawannya sebagai imbas dari aksi boikot produk Starbucks yang menjadi bentuk dukungan terhadap Palestina.