Krisis properti belum surut di China, beberapa ekonom mengkhawatirkan dampaknya terhadap target pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Pertumbuhan ekonomi sektor jasa di Amerika Serikat (AS) secara tidak terduga mengalami kontraksi pada April 2024.

Pertumbuhan ekonomi China yang di atas perkiraan pada kuartal I/2024 disertai proyeksi bahwa keadaan masih akan sulit untuk sisa tahun ini.

China telah menetapkan target ambisius dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% pada 2024.

Pemerintah China diperkirakan menargetkan pertumbuhan ekonomi tahunan pada 2024 sekitar 5%.

Ada krisis lain di luar pasar properti dan inflasi, yang mengepung lambatnya pemulihan ekonomi China saat ini.

Industri properti China masih terus dirundung krisis, menjadi wanti-wanti paling nyata buat sektor tambang dan mineral dunia.

Cahaya di ujung lorong tampaknya belum akan terlihat pada ekonomi China pada tahun ini seiring berbagai upaya belum membuahkan hasil.

Sektor properti China pada November 2023 mencatatkan pelemahan. Sektor ritel juga tidak sesuai ekspektasi.

Penasihat pemerintah China merekomendasikan target pertumbuhan ekonomi 2024 di antara 4,5%-5,5%.

Pencarian properti disebut meningkat jelang akhir 2023, meski Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan untuk mengendalikan inflasi.

China tengah mati-matian kembali menarik investor asing untuk menanamkan modal. Kondisi kebijakan yang tak menguntungkan korporasi menjadi ganjalan utama.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 2023 diperkirakan tetap 2,7 persen, dengan kecenderungan ekonomi China yang melambat.

IMF bakal meminta China untuk mengubah model pertumbuhan ke arah memperbanyak konsumsi domestik.

Salah satu pejabat senior PBOC mengutarakan bahwa bank sentral China akan meningkatkan permintaan dan mendukung pemulihan harga.