Berdasarkan laporan keuangan semester I/2024, rata-rata gaji per karyawan Sritex (SRIL) sekitar US$217,49 per bulan atau setara dengan Rp3.418.942.

Putusan pailit yang dijatuhkan kepada PT Sri Rejeki Isman (Sritex) tak membuat para pekerja di sana khawatir dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Pemerintah berpotensi menggelontorkan dana talangan atau bailout untuk menyelamatkan perusahaan raksasa tekstil Sritex dari kondisi pailit.

Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan mengunjungi PT Sri Rejeki Isman (Sritex) usai dinyatakan pailit.

Karyawan PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Tbk. kompak mengenakan pitam hitam usai perusahaan tersebut dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang.

Berdasarkan laporan keuangan Sritex per Juni 2024, terdapat sejumlah perbankan yang menjadi kreditur utang jangka panjang, dari bank BUMN, swasta, hingga asing.

Netizen di media sosial banyak yang menghubung-hubungkan Jokowi dengan Sritex yang sedang pailit.

Manajemen Sritex akan membuat tim untuk merancang strategi besar penyelamatan perusahaan usai diputus pailit oleh PN Niaga Semarang.

Bos emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. atau Sritex (SRIL) Iwan S. Lukminto menemui Menteri Perindustrian Agus Gumiwang untuk membahas penyelamatan Sritex.

Presiden Prabowo Subianto sampai turun tangan untuk mengatasi Sritex yang belakangan dilaporkan pailit.

Mayoritas saham emiten tekstil mengalami koreksi yang cukup dalam sepanjang tahun ini. Bahkan, BEI menerapkan suspensi saham terhadap lima emiten di sektor ini.

BCA (BBCA) memberikan pernyataan resmi terkait dengan penetapan pailit Sri Rejeki Isman atau Sritex (SRIL), di mana BCA menjadi salah satu krediturnya.

Simak jejak utang Sri Rejeki Isman (SRIL) atau Sritex yang dimulai sejak pandemi 2020, terhadap utang sindikasi sebesar US$350 juta.

PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) alias Sritex menyebutkan akan mengajukan kasasi atas putusan pailit yang diterima perusahaan.

Sritex bukanlah satu-satunya perusahaan yang melakukan PHK Karyawan pada 2024. Sebelum SRIL, perusahaan tekstil banyak yang berguguran