Prospek emiten rokok seperti HMSP, GGRM dan WIIM dinilai masih muram dalam jangka panjang terbebani sentimen kenaikan cukai hingga pelarangan jual eceran.

Kinerja Laba HMSP, GGRM dan WIIM alami kontraksi pada semester I/2024. Tantangan hadapi paruh kedua tidak mudah setelah adanya larangan jual rokok eceran.

Pengamat meyakini penerimaan cukai rokok alias cukai rokok tak akan terdampak aturan larangan penjualan rokok eceran.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meyakini bahwa pelarangan penjualan rokok eceran tidak akan berdampak pada penerimaan cukai.

Prospek saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) dinilai masih muram usai pemerintah menerbitkan aturan tentang pelarangan penjualan rokok eceran.

Pedagang warung, asongan, hingga penjual kopi keliling atau starling memprotes aturan baru terkait dengan larangan penjualan rokok eceran.

Emiten rokok PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) membukukan laba bersih Rp147,24 miliar sepanjang semester I/2024. Angka tersebut turun 40,36% secara tahunan.

Pergerakan saham GGRM hingga WIIM kompak anjlok usai Presiden Jokowi teken PP Nomor 28 Tahun 2024 yang salah satunya melarang penjualan rokok eceran.

Dengan pelarangan rokok dijual eceran, bertambah lagi sentimen pemberat prospek dan kinerja emiten produsen rokok, HM Sampoerna (HMSP) dan Gudang Garam (GGRM).

Di bawah ini adalah kisaran harga rokok Sampoerna, Malboro, Gudang Garam Cs yang tak boleh lagi dijual eceran.

Pemerintah resmi melarang perdagangan eceran rokok, pedagang kecil hingga gerai warung tradisional terancam.

Aksi investor asing di saham HMSP dan GGRM usai penjualan rokok secara eceran dilarang.

Penerimaan cukai berisiko menyusut usai pemerintah memperketat penjualan rokok.

Salah satu sekuritas yang mengulas saham HMSP melakukan revisi rekomendasi usai perseroan merilis kinerja keuangan semester I/2024.

Emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) meminta pemerintah memperhatikan beberapa hal seperti rokok ilegal, tarif cukai dan kesenjangan tarif rokok