Komisi VII DPR RI dan Menteri ESDM Arifin Tasrif telah menyepakati asumsi dasar sektor ESDM untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025

Pemerintah memangkas target lifting minyak dan gas bumi (migas) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. Ini alasannya

Kementerian ESDM mengusulkan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) dipatok di angka US$75-US$85 per barel pada RAPBN 2025.

Kementerian ESDM melaporkan torehan lifting migas awal tahun ini meleset dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.

Penurunan asumsi lifting migas dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) untuk tahun anggaran 2025 dinilai wajar.

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengerek proyeksi lifting minyak dan gas (migas) pada 2025 ke level 760.000 barel setara minyak per hari (boepd).

SKK Migas optimistis lifting minyak dalam negeri bisa mengalami rebound yang signifikan selepas 2026.

Kilang Pertamina Internasional unit Dumai memproduksi lumpur pengeboran atau smooth fluid.

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menargetkan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) 2025 di kisaran US$75 per barel sampai dengan US$85 per barel.

Kinerja lifting minyak Januari-Maret 2024 berada di level 563.000 barel minyak per hari (bopd).

Target produksi minyak 1 juta barel dipastikan akan molor dari perencanaan yang dipatok pada 2030.

SKK Migas menyebut target lifting 1 juta barel minyak per hari bakal molor hingga 3 tahun dari target 2030.

Realisasi lifting minyak hingga akhir Desember 2023 tercatat di bawah target APBN 2023.

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) WK Rokan mencatatkan produksi siap jual atau lifting migas hingga akhir tahun sebesar 59 juta barel selama tahun 2023.

SKK Migas melaporkan realisasi produksi siap jual atau lifting minyak dan gas (migas) hingga Oktober 2023 masih di bawah target.