Wacana subsidi tarif kereta rel listrik (KRL) berbasis nomor induk kependudukan atau NIK yang bakal berlaku mulai 2025 menuai polemik di kalangan publik.
Wacana subsidi KRL Jabodetabek berbasis NIK mengemuka karena selama ini dianggap salah sasaran. Padahal, nilainya hanya secuil dibandingkan belanja lainnya.
Asumsi nilai tukar rupiah Rp16.100 per dolar AS pada 2025 tercatat lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, dapat menambah beban subsidi hingga bunga utang.
INSA menyebut keberadaan tol laut masih belum dapat menghilangkan disparitas harga kebutuhan pokok di pelosok atau daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar)
SKK Migas tidak mempermasalahkan langkah Menteri ESDM yang ingin memberikan subsidi harga gas dari hulu untuk pemanfaatan jaringan gas (jargas) rumah tangga.