Prospek IHSG atau pasar saham pada semester II/2024 masih dibayangi ketidakpastian suku bunga The Fed hingga transisi pemerintahan baru Prabowo-Gibran.

Wall Street ditutup terkoreksi pada akhir pekan, Jumat (28/6/2024), tetapi masih cenderung menguat sepanjang semester I/2024.

Harga minyak ditutup anjlok pada perdagangan Jumat (21/6/2024), tertekan oleh penguatan dolar AS dan berita ekonomi negatif dari beberapa negara di dunia.

Nilai tukar rupiah pada Jumat (21/6/2024) masih berisiko tertekan dolar AS setelah Bank Indonesia menahan suku bunga BI Rate.

IHSG mendapat sentimen positif dari hasil RG BI dan revisi aturan Papan Pemantauan Khusus full call auction (FCA).

Indeks acuan saham di Bursa Asia kompak menguat pada perdagangan Selasa (18/6) saat Wall Street tembus rekor baru.

Harga emas menguat seiring dengan peluang peningkatan permintaan dari investor sehingga berpeluang ke US$2.400.

IHSG diprediksi terimbas sentimen Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) terkait kebijakan dan proyeksi ekonomi ke depan.

Nilai tukar rupiah mencapai posisi terlemah sejak April 2020, saat Indonesia baru saja dihantam pandemi Covid-19.

Wall Street mencapai rekor tertinggi pada Senin (17/6/2024) di tengah potensi Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.

Bursa Asia melemah pada Senin (17/6/2024) karena kekhawatiran atas krisis politik Perancis memicu kegelisahan di pasar global.

IHSG jelang akhir semester I/2024 masih cenderung melemah di tengah aksi jual investor asing dan pelemahan rupiah.

Saham Bank Jumbo BBRI, BMRI, BBCA laris diburu investor saat IHSG melemah hari ini.

Mata uang rupiah diproyeksikan akan berada di level Rp15.900 per dolar AS pada akhir 2024 seiring dengan sentimen pemangkasan suku bunga The Fed dan BI Rate.

Sejumlah saham big cap menjadi sasaran jual investor asing sehingga turut menekan kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG).