Indonesia perlu segera ikut mengimplementasikan RCEP demi menjamin keikutsertaan dalam rantai nilai kawasan.

Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) membuka peluang yang lebih besar bagi peningkatan ekspor jasa Indonesia.

Sejumlah produk ekspor Indonesia berpotensi memperoleh akses pasar tambahan melalui RCEP yang berasal dari China, Jepang, dan Korea Selatan.

Tujuh negara Asean dan 5 negara non-Asean peserta RCEP telah menyelesaikan ratifikasi dan dijadwalkan menerapkan perjanjian ini pada Sabtu (1/1/2022).

Pembentukan bursa kripto sedang dibahas untuk melindungi para pelaku pasar. Topik itu menjadi salah satu pilihan editor Bisnisindonesia.id hari ini.

Indonesia perlu segera mengesahkan RCEP sebagai peraturan dalam agar bisa menikmati penghapusan atau pengurangan tarif ekspor dan impor secara optimal.

RCEP sejatinya hadir untuk mempermudah pembentukan rantai nilai kawasan atau power house produksi manufaktur Asean.

RCEP bakal mulai berlaku pada 1 Januari 2022 karena 6 negara Asean dan 3 negara non-Asean peserta RCEP telah menyelesaikan ratifikasi.

Mengacu pada kajian Kementerian Perdagangan, Donna mengatakan terdapat risiko peningkatan defisit perdagangan sebesar US$491,46 juta.

China meyakini bahwa kesepakatan RCEP akan meningkatkan integrasi ekonomi di Asia Timur.

Kehadiran kemitraan komprehensif sejatinya bisa membawa keuntungan bagi daya saing industri makanan dan minuman

Indonesia bisa mengisi rantai industri yang mulai ditinggalkan China, yakni manufaktur dengan adopsi teknologi menengah ke bawah. Namun dalam jangka panjang, Indonesia bisa…

Keikutsertaan Indonesia dalam RCEP bisa memberikan tambahan surplus US$256 juta pada 2022 dan US$979,3 juta pada 2040.

RCEP ini justru China membuka pintu bahwa Asean dan produk yang ada, supaya ada balance

Gencarnya sosialisasi mengenai RCEP diharapkan dapat menjaring masukan mengenai kesiapan masing-masing sektor usaha menghadapi implementasi perjanjian ini.