Sejumlah bank asing memutuskan untuk menjual bisnis konsumernya di Indonesia, apa alasannya?

Citibank Indonesia optimistis melihat kondisi domestik saat ini, tetapi tetap perlu waspada dengan kondisi ekonomi global.

Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) melakukan perubahan strategis dalam pendekatan bisnis mereka terhadap sektor pertambangan, khususnya batu bara.

CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan lini bisnis konsumer, yang akan diakuisisi UOB pada akhir tahun, pada paruh pertama 2023 tumbuh dobel digit.

Sepanjang semester I/2023 Citibank membukukan laba bersih senilai Rp1,15 triliun atau naik 54,07 persen secara tahunan.

Ekonom Citibank Indonesia memperkirakan suku bunga acuan BI memiliki ruang untuk mulai menurun pada paruh kedua tahun ini.

Kinerja bisnis konsumer Citibank Indonesia pada kuartal I tumbuh positif. Bisnis ini akan dijual kepada UOB dan diperkirakan terlaksana pada semester II/2023.

Laba Citibank Indonesia pada kuartal I/2023 tercatat Rp569 miliar atau naik 52 persen yoy, yang utamanya didorong oleh pendapatan dari bisnis institusional.

Sejumlah bank asing bermanuver untuk meraup kue dari ekonomi dan bank digital di Indonesia.

UOB Group mengakuisisi bisnis konsumer Citigroup di empat negara Asia Tenggara senilai 5 miliar dolar Singapura atau setara dengan Rp53,21 triliun.

Peningkatan laba bersih Citibank Indonesia disebabkan oleh lebih rendahnya biaya cadangan kerugian penurunan nilai kredit di lini bisnis institutional banking.

Citibank Indonesia membukukan laba bersih komprehensif tahun berjalan sebesar Rp864 miliar pada kuartal III/2022.

Kredit dari Citibank akan digunakan Sarana Menara Nusantara (TOWR) sebagai modal kerja dengan jangka waktu selama 12 bulan.

Secara total aset, Citi Indonesia meraih pertumbuhan 3,66 persen, dari Rp84,48 triliun per 31 Desember 2020 menjadi Rp87,57 triliun per 31 Maret 2021.

Seluruh layanan Citi Indonesia akan tetap berjalan sampai adanya pemberitahuan lebih lanjut dari perusahaan di masa mendatang.