Pengamat penerbangan menilai jasa perawatan ringan (line maintenance) cenderung lesu pada masa pandemi karena banyak pesawat yang tidak beroperasi.

GMF AeroAsia harus mencari pasar internasional karena bisnis MRO di Tanah Air sedang merosot akibat pandemi Covid-19.

GMF AeroAsia mengaku menjalankan beberapa upaya untuk mempertahankan kinerja perusahaan akibat sektor penerbangan yang terpuruk selama pandemi Covid-19.

Kemitraan baru ini sejalan dengan target BUMN yang diharapkan bisa melakukan ekspansi ke wilayah internasional.

Lion Air Group (LAG) ingin mengembangkan bisnis anak usahanya Batam Aero Technic (BAT) dengan investasi sebesar Rp10 triliun.

BATAM Pemerintah diminta memberikan sejumlah insentif kepada industri komponen aviasi di Batam. Insentif yang diberikan dipercaya mampu mendorong daya saing industri komponen…

SAMARINDA Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berkomitmen dan menjamin ketersediaan lahan hingga seluas 50 hektare, di dalam area Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto,…

Indonesia berpeluang menggarap bisnis perawatan pesawat di kawasan Asia Pasifik yang diproyeksikan mencapai US$26,5 miliar pada 2022.

Kementerian Perindustrian memperkirakan potensi bisnis industri reparasi pesawat terbang mencapai US$920 juta dan dapat meningkat hingga US$2 miliar pada 2020, dengan perkembangan…

Asosiasi Perawatan Pesawat Indonesia memperkirakan pertumbuhan bisnis perawatan pesawat terbang di Indonesia akan mencapai 12%, atau senilai US$1,1 miliar pada tahun depan.…

Bisnis.com, JAKARTA-- PT Lion Mentari Airlines (Lion Group) mengestimasi lini bisnis maintenance, repair, and overhaul (MRO) di Bandara International Hang Nadim Batam, Kepulauan…

JAKARTA—PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia membangun fasilitas perawatan pesawat di Batam guna mengembangakan bisnis maintenance, repair, overhaul (MRO) pesawat.