Panen raya tersebut diharapkan dapat berkontribusi menekan angka inflasi Jabar yang berada di angka 3,09% (year on year) di bulan Februari.

Kabupaten Karawang, Indramayu, dan Bekasi merupakan beberapa wilayah lumbung padi di Jawa Barat yang mengalami penurunan produksi padi yang cukup besar.

Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTH) Provinsi Jawa Barat mengungkapkan pada April ini Jabar akan panen raya sekitar 737.000 ton beras.

Banjir yang merendam sebagian sawah di Kabupaten Cirebon mengakibatkan gagal tanam. Sementara, April 2024 dijadwalkan memasuki masa panen.

Dengan optimisme keberhasilan tanam padi pada masa tanam kali ini, Nur mengatakan akan menjadi momentum positif bagi pengendalian inflasi di Jawa Barat.

Luas areal lahan tanaman padi yang tergenang banjir itu yang mengalami puso seluas 2.082 hektare.

Panen raya padi ini melibatkan empat kelompok tani yang menggarap lahan seluas 200 hektare dengan estimasi produksi mencapai 1.000 ton.

Luas panen padi di Jabar pada 2023 mengalami penurunan 4,74% atau 79.000 hektare dibandingkan dengan luas panen padi di 2022 yang mencapai 1,66 juta hektare.

Penyusutan luas panen diduga imbas fenomena cuaca El Nino yang menguat pada semester II/2023.

Pemerintah juga berupaya meningkatkan penyimpanan beras di Bulog sebagai cadangan strategis.

Pemerintah Kabupaten Sumedang menerapkan Sistem IP400 (Indeks Pertanian) di areal sawah seluas 7.000 hektare.

Pemprov Sumatra Selatan (Sumsel) berencana melakukan optimasi lahan seluas 98.400 hektare guna mengenjot produktivitas padi di tahun ini.

Tahun lalu, luas panen padi di Kabupaten Cirebon menurun. Kondisi itu terjadi akibat kemarau panjang dampak fenomena el nino yang melanda sepanjang 2023.

Musim tanam padi di Kabupaten Cirebon mundur dampak el nino yang berpengaruh terhadap rendahnya intensitas hujan.

Ada beberapa kelebihan lain dari budi daya padi teknologi salibu, seperti mengurangi biaya produksi, umur panen lebih cepat, dan hasil panen yang besar.