Ada skeptisisme yang membayangi keputusan pemangkasan produksi OPEC+, antara lain terkait kepatuhan negara anggota.

Harga minyak dunia kembali menjadi sorotan karena tekanan terus mencekik pasar akibat meningkatnya potensi gangguan pasokan di Timur Tengah.

Gejolak di pasar minyak dan gas berlanjut seiring eskalasi perang di Jalur Gaza.

Memanasnya konflik Israel-Palestina membuat harga minyak dunia dan harga saham emiten migas seperti MEDC, PGAS, hingga AKRA melonjak.

Harga minyak melemah menyusul larangan Rusia terhadap ekspor bahan bakar yang mengalihkan fokus dari hambatan ekonomi Barat.

Harga minyak dan solar tersengat rendahnya suplai yang berpangkal pada ketidakberdayaan kilang-kilang menggenjot produksi.

Ekonom menilai kenaikan harga minyak dunia akan menekan kapasitas fiskal Indonesia.

Pakar Ekonomi Universitas Surabaya (Ubaya) Bambang Budiarto menyebut kenaikan harga minyak dunia akan berdampak pada ekonomi dan sosial.

Emiten migas masih berpotensi mendulang kenaikan kinerja di tengah tren harga minyak dunia yang tinggi, berkat peningkatan permintaan dan diversifikasi bisnis.

Harga Minyak turun terimbas aksi ambil untung investor di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan perkiraan meningkatnya persedian minyak AS.

Harga minyak jatuh lebih dari 4 persen pada penutupan perdagangan selasa (03/12/2023). Penurunan terjadi terimbas data penurunan permintaan China.

Harga Minyak Dunia diproyeksi hanya naik tipis dipicu prospek ekonomi global yang gelap dan penurunan permintaan dari China akibat Covid-19.

Harga minyak mentah dunia turun 5,69 persen menjadi US$78,74 per barel. Apakah harga BBM di Indonesia bakal turun?

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa ada potensi penurunan harga BBM seiring dengan penurunan harga minyak dunia.

Sri Mulyani mengatakan Kemenkeu menggunakan data dari lembaga seperti International Energy Agency (IEA) dan konsensus Bloomberg untuk memprediksi harga minyak.