Beda Retreat Kabinet Merah Putih Vs Kepala Daerah, dari Anggaran hingga Pemateri

Retret di Lembah Tidar Akademi Militer (Akmil), Magelang menjadi agenda wajib pada era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Sejumlah kepala daerah mengikuti kegiatan retret di Akmil Magelang, Jumat (21/2/2025)/Antara-Heru Suyitno
Sejumlah kepala daerah mengikuti kegiatan retret di Akmil Magelang, Jumat (21/2/2025)/Antara-Heru Suyitno

Bisnis.com, JAKARTA - Retret di Lembah Tidar Akademi Militer (Akmil), Magelang menjadi agenda wajib pada era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, tak hanya bagi menteri Kabinet Merah Putih, pelatihan ala militer pun turut diberikan kepada para kepala daerah baru.

Pelaksanaan retret untuk jajaran menteri dan kepala daerah merupakan barang baru di pemerintahan. Agenda ini baru pertama kali dilakukan pada masa pemerintahan Prabowo. Tujuannya, menyatukan visi dan misi antara menteri dan kepala daerah dengan tujuan pemerintah.

Namun, pelaksanaan retret cukup menyita perhatian publik, terutama dari sisi anggaran. Pasalnya, agenda yang digelar lebih dari satu pekan tersebut membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. 

Terlebih, pelaksanaan retret kepala daerah digelar di tengah keputusan pemerintah untuk mengirit anggaran guna membiayai program strategis.

Pengamat Politik Adi Prayitno memandang yang menjadi perhatian ini karena pembiayaan retret ditanggung oleh APBN. Padahal, ujarnya, lebih baik kepala daerah yang membiayai dirinya sendiri, kemungkinan pun mereka adalah orang-orang yang mapan secara ekonomi.

“Yang menjadi ramai kan karena APBN. Kalau tidak pakai APBN pasti tidak ramai. Makanya tidak mengherankan kalau kemudian kebijakan efisiensi itu ya paradoks,” jelasnya kepada Bisnis, dikutip Sabtu (22/2/2025). 

Meski begitu, retret nyatanya tetap berlangsung. Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya menegaskan retret kepala daerah tetap digelar bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan dan pemahaman terhadap tugas pokok kepala daerah, Asta Cita, dan program kerja setiap kementerian.

Tak sampai di situ, eks Wali Kota Bogor ini berujar retret juga diarahkan untuk membangun kedekatan antar kepala daerah, sehingga bisa mendukung pelaksanaan berbagai program kerja.

“Membangun chemistry, emotional bonding, dan juga team building. Kedekatan antar kepala daerah akan memperkuat sinergi di masa depan,” katanya.

Sebelumnya, kegiatan serupa terlebih dahulu diberikan kepada jajaran Kabinet Merah Putih. Termasuk menteri, wakil menteri, hingga utusan khusus presiden, pada Oktober 2024 lalu. Berbeda dari segi hari, kabinet merah putih mengikutinya selama 4 hari 3 malam, sedangkan kepala daerah sekitar satu minggu.

Bisnis telah merangkum beberapa perbedaan antara retret Kabinet Merah Putih dengan Kepala Daerah. Yuk, simak perbedaannya!

Perbedaan Retreat Kabinet Merah Putih vs Kepala Daerah

1. Anggaran

Bicara mengenai anggaran, retret Kabinet Merah Putih diketahui menggunakan dana pribadi Presiden Prabowo Subianto dan telah dipersiapkan satu bulan sebelum pelantikan Prabowo sebagai presiden periode 2024-2029. Akan tetapi, tak disebutkan berapa besaran biayanya.

“Kegiatan tersebut dipersiapkan oleh beliau dan tim sejak 1 bulan sebelum dilantik. Jadi menggunakan dana dari Pak Prabowo sendiri,” ujarnya kepada Bisnis melalui pesan teks, Senin (28/10/2024).

Sementara itu, untuk retret kepala daerah biaya sepenuhnya ditanggung oleh Pemerintah Pusat. Awalnya retret ini direncanakan dengan skema cost sharing antara Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah (Pemda), tetapi mengingat anggaran Kemendagri sempat mengalami pemotongan.

“Retreat di Magelang ini sepenuhnya menjadi biaya Kementerian Dalam Negeri setelah direkonstruksi anggarannya. Sebelumnya memang direncanakan cost sharing, tetapi kini semuanya akan dibiayai oleh Kementerian Dalam Negeri,” ujar Hasan Nasbi kepada wartawan, Jumat (14/2/2025). 

2. Jumlah peserta

Diketahui, retret Kabinet Merah Putih ini diikuti seluruh jajaran mulai dari menteri, wakil menteri, kepala badan, utusan khusus, hingga staf khusus presiden. Menilik jumlah semua jajaran tersebut, maka ada 136 yang mengikuti kegiatan pembekalan di Magelang, Jawa Tengah tersebut.

Beda halnya dengan jajaran kabinet, tentunya jumlah kepala daerah lebih banyak dari itu. Diketahui, ada 505 yang mengikuti kegiatan ini. Tak seperti retret Kabinet Merah Putih, dalam retret kepala daerah ini wakil tak mengikuti dari hari pertama. Mereka akan bergabung menjelang hari penutupan di tanggal 27 Februari.

Adapun, Wamendagri Bima Arya menyebut per Jumat (21/2/2025) malam, sebanyak 450 hadir dan 53 belum hadir. Dari 53 tersebut, 5 di antaranya izin karena sakit dan 1 izin bersurat.

“Kemudian ada 47 yang hingga pagi ini [Sabtu] belum ada kabar,” ujarnya dikutip dari Antara, Sabtu (22/2/2025).

3. Materi dan Pembicara

Dari segi acara, di retret Kabinet Merah Putih, jajaran kabinet mendapatkan beragam materi tentang bernegara dan pemerintahan, termasuk soal pencegahan korupsi. Adapun, untuk pembicara atau pematerinya diketahui juga ada yang berasal dari luar negeri.

Berbeda dengan itu, Wamendagri Bima Arya menyebut untuk retret kepala daerah ini yang akan menjadi pemateri ada sekitar 40 menteri dan presiden terdahulu juga. Kala itu Bima enggan membeberkan siapa presiden terdahulu yang dimaksud. Namun, ternyata yang menjadi pemateri adalah Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Ada sekitar 40 lebih menteri yang akan berbicara di sana. Kali ini pembicaranya itu semuanya menteri dan Widyaiswara dari Lemhannas, Bapak Presiden, dan mungkin nanti ada juga mantan Presiden yang akan berbicara,” katanya di Kemendagri, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2025).

4. Kendaraan ke Lokasi Retreat

Menuju lokasi retret, jajaran Kabinet Merah Putih secara serentak bertolak ke Magelang, Jawa Tengah menaiki pesawat Hercules. Jajaran menteri mengenakan kemeja berwarna putih dengan celana bahan dan sepatu berwarna hitam. Tanpa pengawalan khusus, para menteri siap berangkat naik pesawat Hercules dengan membawa tas seadanya. 

Lain halnya untuk para kepala daerah. Karena tak ada arahan untuk naik pesawat Hercules, mereka disebut menyiapkan akomodasi pribadi untuk sampai ke Akmil Magelang. Contohnya, Wali Kota Tangerang Benyamin Davnie yang sudah memesan tiket pesawat.

“Kalau ada perintah seperti itu akan saya lakukan, tapi sampai dengan hari ini belum ada informasi [pakai pesawat Hercules]. Jadi saya sudah pesan tiket pesawat,” katanya seusai menghadiri pemeriksaan kesehatan di Kemendagri, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2025).

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan membawa mobil dari Bandung ke Magelang karena menurutnya waktu tempuh perjalanan menggunakan mobil dan pesawat hampir sama.

Lain hanya dengan pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo-Wawan Hermawan yang memilih menggunakan ojek online (online) ke Magelang, sebab lokasinya tak jauh dari rumah mereka.

“Kita sudah tua. Kita ngojek lah. Rumah saya di Kulon Progo jadi cedek [dekat] ke Magelang,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Plus logo

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro