Adu Kuat 2 Klan Politik Filipina, Duterte Vs Marcos

Adapun baik Sara maupun Bongbong Marcos adalah bagian dari dinasti politik berpengaruh di Filipina.
Wakil Presiden Filipina Sara Duterte./Reuters
Wakil Presiden Filipina Sara Duterte./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Konflik antara Presiden Filipina Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr dengan Wakil Presiden Sara Duterte semakin memanas. Kedua kubu saling melempar pernyataan.

Kubu Marcos menanggapi dengan serius ancaman pembunuhan yang dilontarkan oleh Sara Duterte. Menurutnya, pernyataan rencana pembunuhan terhadap seorang presiden tidak bisa dianggap enteng.

"Jika merencanakan pembuahan presiden semudah itu, bagaimana dengan rakyat biasa," kata Marcos dalam pesan video yang diunggah di akun media sosialnya, Selasa (26/11/2024).

Adapun baik Sara maupun Bongbong Marcos adalah bagian dari dinasti politik berpengaruh di Filipina. Sara adalah putri dari Presiden Filipina yang cukup kontroversial karena melakukan 'pembersihan' terhadap kartel narkona, Rodrigo Duterte. 

Secara politik, Duterte memiliki kekuatan di wilayah Filipina bagian Selatan, khususnya wilayah Mindanau. Duterte termasuk Sara Duterte adalah bekas Wali Kota Davao, kota paling selatan di Filipina.

Sementara itu, Marcos Jr adalah putra diktator Ferdinand Marcos yang ditumbangkan oleh gerakan 'People Power' pada dekade 1980-an lalu. Kedua klan politik itu pernah bersatu pada Pilpres 2022 lalu.

Hanya saja belakangan hubungan keduanya merenggang apalagi setelah muncul kabar Bohong Marcos berencana mengubah konstitusi mengenai jabatan presiden. Rencana itu pernah ditolak dengan tegas oleh Rodrigo Duterte.

Dalam konstitusi Filipina, presiden menjabat selama 6 tahun dan tidak bisa lagi maju dalam pemilihan umum alias pemilu berikutnya. 

Tuduhan Duterte

Adapun Sara Duterte kemudian mengklarifikasi pernyataannya tentang rencana pembunuhan Marcos. Politikus asal Filipina Selatan itu merasa pernyataannya telah diartikan di luar konteks.

Mengutip Instagram resmi Duterte yakni @indaysaraduterte pada Senin (25/11/2024) Duterte meminta bukti transparansi dari Dewan Keamanan Nasional atau NSC mengenai pertemuan-pertemuan yang pernah diadakan.

“Saya ingin melihat salinan pemberitahuan pertemuan dengan bukti layanan, daftar hadir, foto-foto pertemuan, dan notulen rapat yang diaktakan di hadapan notaris di mana Dewan, baik yang hadir maupun yang tidak hadir, memutuskan untuk mempertimbangkan komentar Wakil Presiden terhadap Presiden, yang diambil di luar konteks yang logis, sebagai masalah keamanan nasional,” terangnya dalam pernyataan tersebut. 

Sara menuturkan bahwa sebagai anggota Dewan Keamanan Nasional, tak pernah sekalipun menerima pemberitahuan rapat sejak 30 Juni 2022. Dia juga meminta NSA untuk mengirim risalah yang disahkan oleh notaris.

“Saya meminta NSA untuk mengirimkan kepada saya risalah yang disahkan oleh notaris dari semua rapat yang diselenggarakan oleh Dewan sejak 30 Juni 2022, jika ada.  Saya ingin meninjau apa yang telah dicapai dewan sejauh ini, dalam hal kebijakan dan rekomendasi untuk keamanan nasional,” tutur Duterte dalam surat tersebut. 

Terlebih, ia meminta kepada NSA untuk memberikan penjelasan tertulis dalam 24 jam dengan dasar hukum mengapa Wapres bukan bagian dari NSC atau mengapa ia sebagai anggota tak diundang dalam rapat. 

“Saya mendesak semua anggota Dewan Keamanan Nasional dan rakyat Filipina untuk menuntut transparan dan akuntabel dari personel NSC,” tulisnya. 

Tanggapan Bongbong

Sementara itu Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. atau Bongbong Marcos merespons ancaman pembunuhan yang diungkapkan oleh Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte, kepada dirinya.

Dalam sebuah rekaman video, Bongbong menyatakan kekhawatirannya atas ancaman yang "mengganggu" terhadapnya. Dia juga berjanji untuk menegakkan hukum setelah adanya ancaman tersebut.

"Jika merencanakan pembunuhan seorang presiden semudah itu, apalagi bagi warga biasa?" kata Marcos dalam rekaman video, tanpa menyebut nama Duterte, dikutip dari Bloomberg, Senin (25/11/2024). 

Marcos melanjutkan, upaya kriminal seperti itu tidak boleh diabaikan, seraya menambahkan bahwa dia akan menentang tindakan tersebut. 

"Sebagai negara demokrasi, kita perlu menegakkan supremasi hukum," katanya. 

Sementara itu, Kantor Wakil Presiden Filipina tidak segera menanggapi permintaan komentar. 

Ancaman Pembunuhan

Duterte, putri mantan pemimpin Rodrigo Duterte, mengatakan dalam sebuah pengarahan pada hari Sabtu bahwa dia telah mengatur agar Marcos, istrinya Liza Araneta Marcos, dan sepupunya Ketua DPR Martin Romualdez dibunuh jika dia terbunuh. Wakil presiden kemudian mengatakan bahwa pernyataannya diambil di luar konteks karena dia juga khawatir tentang keamanannya sendiri. 

Perseteruan Marcos Vs Sara Duterte
Perkembangan ini menandai titik balik dalam perseteruan yang sedang berlangsung antara politisi paling berkuasa di Filipina yang bekerja sama dalam pemilihan umum tahun 2022.

Aliansi mereka, yang telah diguncang oleh perbedaan kebijakan, runtuh awal tahun ini ketika wakil presiden mengundurkan diri dari kabinet Marcos. 

Sekutu Marcos di kongres telah meneliti Duterte atas dugaan penyalahgunaan dana oleh kantornya, yang dibantahnya. Wakil presiden juga mengatakan anggota parlemen berusaha mengajukan kasus untuk pemakzulannya. 

"Drama semacam ini tidak akan terjadi jika saja pertanyaan-pertanyaan yang sah di Senat dan DPR dijawab," kata Marcos. 

"Saya berharap peristiwa ini akan berakhir dengan cara yang damai yang akan membawa kita pada kebenaran," tambah presiden.

Sebelumnya, Sara Duterte mengatakan pada konferensi pers bahwa dia telah berbicara dengan seorang pembunuh dan memerintahkannya untuk membunuh Bongbong Marcos, istrinya, dan juru bicara DPR Filipina jika dia terbunuh.

"Saya telah berbicara dengan seseorang. Saya berkata, jika saya terbunuh, bunuh saja BBM (Marcos), (ibu negara) Liza Araneta, dan (Pembicara) Martin Romualdez. Tidak bercanda. Tidak bercanda," kata Duterte.  

"Saya berkata, jangan berhenti sampai Anda membunuh mereka, dan kemudian dia berkata ya." 

Adapun Sara menanggapi pernyataan dari seorang komentator daring yang mengingatkannya supaya tetap berada di posisi aman. Apalagi, semalam Sara berada di wilayah musuh dengan kepala stafnya. Namun demikian, Duterte tidak menyebutkan adanya dugaan ancaman terhadap dirinya sendiri. 

Kepala Polisi Filipina Rommel Francisco Marbil mengatakan ia telah memerintahkan penyelidikan terkait pernyataan itu. Dia juga menambahkan bahwa "setiap ancaman langsung atau tidak langsung terhadap nyawa presiden harus ditangani dengan tingkat urgensi tertinggi". 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Plus logo

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro