PDIP Kritik Polri Biarkan Konsorsium 303 Era Sambo, Judol Bikin Stres-Bunuh Diri

PDIP mengkritik Polri yang tidak menindak kasus judi online sejak terungkapnya Konsorsium 303 yang diduga menyeret bekas petinggi Polri Ferdy Sambo.
Juru Bicara Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno, Chico Hakim, kala ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2024) / BISNIS - Jessica Gabriela Soehandoko
Juru Bicara Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno, Chico Hakim, kala ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2024) / BISNIS - Jessica Gabriela Soehandoko

Bisnis.com, JAKARTA-- PDI Perjuangan (PDIP) mengkritik Polri yang tidak menindak kasus judi online sejak terungkapnya Konsorsium 303 yang sempat ramai karena diduga menyeret bekas petinggi Polri Ferdy Sambo.

Juru Bicara PDIP, Chico Hakim berpandangan jika kasus judi online sudah ditangani sejak terungkapnya konsorsium 303, maka judi online tidak akan semarak seperti saat ini di Indonesia.

Chico menduga bahwa ada pembiaran yang dilakukan oleh Polri, sehingga konsorsium 303 menjadi tumbuh subur dan menyulitkan banyak masyarakat.

"Kami mengutuk keras pembiaran kasus judi online dibiarkan tumbuh subur tanpa ada tindakan tegas aparat penegak hukum," tuturnya di Jakarta, Senin (25/11).

Dia mendesak Polri agar mengusut perkara judi online hingga ke akarnya, sekaligus membongkar tabir konsorsium 303 yang sempat terungkap namun hilang.

"Sejak kasus Ferdy Sambo mencuat, kan semestinya aparat bergerak memberantas judi online hingga ke akar-akarnya," katanya

Menurut Chico, Polri tidak serius mengusut tuntas parkara judi online. Hal tersebut jadi bukti lemahnya komitmen Polri di dalam penegakan hukum Indonesia.

"Jadi bukan membiarkan menjadi masalah akut seperti saat ini. Ketidakseriusan ini mencerminkan lemahnya komitmen penegakan hukum," ujarnya.

Korban Berjatuhan

Sementara itu, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta setidaknya telah merawat inap kurang lebih 100 orang karena kecanduan judi online. Sementara itu, jumlah pasien yang menjalani rawat jalan angkanya bisa dua kali lipat dibandingkan dengan pasien rawat inap.

"Jadi kalau misalnya kita berangkat dari scope kecil kemudian kita nasionalisasikan di scope besar Indonesia, tentu angkanya itu akan kita temukan berlipat-lipat jauh lebih besar. Dan kalau ditanyakan apakah ini dari daerah urban saja, jawabannya tidak," kata Kepala Divisi Psikiatri RSCM Jakarta, Kristiana Siste Kurniasanti dalam acara Mengenal Adiksi Perilaku Judi Online yang digelar PB IDI belum lama ini.

Dalam catatan Bisnis, tekanan psikis akibat judi online memicu tindakan-tindakan nekat para pelakunya. Di Mataram, Nusa Tenggara Barat, misalnya, seorang pria nekat bunuh diri. Pria berinisial KA itu diduga terlilit utang karena kecanduan judi online. 

Kasus lain terjadi di Ogan Ilir Sumatra Selatan, seorang suami nekat mengakhiri hidupnya karena ditegur istri karena kecanduan judi online. Kasus kematian karena judi online juga menimpa anggota TNI Lettu Laut Eko Damara (30). Dia meninggalkan utang sebanyak Rp 819 juta sebelum bunuh diri.

Selain bunuh diri, belum lama ini seorang ayah berinisial RA (36) tega menjual bayinya yang masih berusia 11 bulan dengan harga Rp15 juta. Uang hasil penjualan anak kandungnya sendiri itu digunakan untuk main judi online.

Anak-anak Main Judol

Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Budi Gunawan menyebut terdapat 8,8 juta masyarakat Indonesia yang bermain judi online. Angka tersebut mencakup 80.000 anak dibawah umur yang bermain judi online.

Budi menjelaskan sampai dengan saat ini pemerintah mencatat pemain judi online di dalam negeri mencapai angka 8 juta orang. Dari angka tersebut, Budi menyebut mayoritas pemain judi online adalah masyarakat yang berada di kalangan menengah kebawah.

“Pemainnya kurang lebih 8,8 juta masyarakat Indonesia, yang mayoritas para pemainnya adalah kelas menengah ke bawah,” kata Budi saat konferensi pers di Komdigi, Kamis (21/11/2024).

Tak hanya kalangan menengah kebawah, Budi mencatat ada sekitar 97 ribu anggota TNI dan Polri yang bermain judi online. Pemerintah, kata Budi juga mencatat juta pegawai swasta yang bermain judi online.

Lebih lanjut, Budi pun menyampaikan bahwa pemerintah menemukan ada sekitar 80 ribu anak dibawah usia 10 tahun yang bermain judi online.“Dan angka ini diprediksi akan terus bertambah jika kita tidak melakukan upaya massif di dalam memberantas judi online,” ujarnya.

Di sisi lain, Budi menuturkan bahwa saat ini judi online di Indonesia cukup meresahkan. Bukan hanya meresahkan, Budi menilai kondisi judi online di Indonesia sudah darurat.

Apalagi, Budi mencatat bahwa perputaran uang judi online di Indonesia mencapai Rp900 triliun pada tahun 2024. "Bapak presiden pada beberapa kesempatan telah menyampaikan perputaran judi online di Indonesia ini telah capai kurang lebih Rp900 triliun di tahun 2024,” ucap Budi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Plus logo

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro