Bisnis.com, JAKARTA -- Elektabiltas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta Ridwan Kamil dan Suswono bersaing ketat dengan Pramono Anung dan Rano Karno dalam jejak pendapat alias survei versi Poltracking Indonesia.
Sementara itu pasangan Dharma Pongrekun - Kun Wardana jauh tertinggal dengan dua paslon tersebut.
Ada tiga simulasi yang disajikan Poltracking dalam laporan survei terbaru. Ketiga simulasi itu mengisyaratkan bahwa besar kemungkinan Pilkada Jakarta 2024 bisa berlangsung 2 kali putaran.
Simulasi pertama, elektabilitas pasangan Ridwan Kamil – Suswono sebesar (43.3%), diikuti pasangan Pramono Anung - Rano Karno (Si Doel) (40.6%) dan pasangan Dharma Pongrekun - Kun Wardana Abyoto (4.5%). Pemilih yang merespons tidak tahu/tidak jawab atau undecided voters (11.6%).
"Pilkada Jakarta cukup kompetitif antara dua pasangan calon M. Ridwan Kamil – Suswono dan Pramono Anung - Rano Karno (Si Doel) hanya selisih 2.7%. M. Ridwan Kamil – Suswono unggul tipis
namun masih di dalam rentang Margin of Error (MoE) +- 3.1%," tulis Poltracking dalam rilis terbarunya.
Simulasi kedua denga predictive model menggunakan metode klasifikasi SMOTE Random Forest pada undecided voters (11.6%), pasangan M. Ridwan Kamil – Suswono memperoleh angka elektabilitas (48.1%), diikuti pasangan Pramono Anung - Rano Karno (Si Doel) (47.0%) dan pasangan Dharma Pongrekun - Kun Wardana Abyoto (4.9%).
Simulasi ketiga, prediksi rentang elektabilitas berdasarkan predictive model Calon Gubernur – Wakil
Gubernur Jakarta dengan konsekuensi Margin of Eror (MoE) +- 3.1% elektabilitas pasanganRidwan Kamil – Suswono berkisar antara (45,0% - 51,2%), pasangan Pramono Anung - Rano Karno (Si Doel) berkisar (43,9% - 50,1), dan pasangan Dharma Pongrekun - Kun Wardana Abyoto berkisar antara (1,8% - 8,0%).
Baca Juga
Adapun dari data tersebut, Poltracking berkesimpulan bahwa terdapat tiga potensi hasil Pilkada Jakarta. Pertama, Pilkada Jakarta potensial akan berlangsung dua putaran, pasangan Ridwan Kamil – Suswono unggul di putaran pertama. Kedua, Pilkada Jakarta potensial akan berlangsung dua putaran, pasangan Pramono Anung – Rano Karno (Si Doel) unggul di putaran pertama.
Ketiga, pasangan M Ridwan Kamil – Suswono sedikit lebih berpeluang dibandingkan pasangan Pramono Anung – Rano Karno (Si Doel) memenangkan Pilkada Jakarta dalam satu putaran.
Adapun Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei di Jakarta pada pertengahan November 2024 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling.
Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 16 – 22 November 2024. Sampel pada survei ini adalah 1000 responden dengan margin of error +/-3.1% pada tingkat kepercayaan 95%.
Survei Indikator Politik
Berbeda dengan Poltracking, survei terbaru Indikator Politik Indonesia untuk Pilkada Jakarta 2024 menunjukkan elektabilitas pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 03 Pramono Anung-Rano Karno sudah melampaui paslon nomor 01 Ridwan Kamil-Suswono (RIDO).
Founder dan Peneliti Utama Indikator Burhanuddin Muhtadi mengatakan berdasarkan survei tatap muka yang dilakukan akhir Oktober-8 November 2024 menunjukkan pasangan Pramono-Rano unggul dengan elektabilitas 42,9%, diikuti RIDO dengan 39,2%, dan Dharma-Kun sebesar 5%.
Adapun, Burhanuddin mengatakan sisanya sebesar 12,8% merupakan massa mengambang atau swing voters.
"Keunggulan [Elektabilitas] Pramono tidak signifikan secara statistik. Selisih ini masih dalam kisaran margin of error, sehingga sulit menyimpulkan siapa yang unggul secara pasti," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (22/11/2024).
Sementara itu, dia mengatakan hasil survei telepon yang lebih mutakhir menunjukkan selisih elektabilitas semakin tipis. Pada survei yang digelar 5-12 November 2024, Pramono unggul dengan selisih hanya 1,6 persen atas Ridwan Kamil, yang menunjukkan tren persaingan yang semakin ketat.
Burhanuddin menilai swing voters atau pemilih yang masih gamang atas pilihannya diprediksi akan menjadi kunci hasil Pilkada Jakarta 2024. Pasalnya, survei menemukan bahwa 12% responden belum menentukan pilihan, sementara 24% lainnya masih mungkin mengubah preferensi.
Total 36% swing voters, menurutnya, jauh lebih besar dibandingkan selisih elektabilitas Pramono dan Ridwan Kamil.
"Jika swing voters cenderung mendukung salah satu kandidat, kemungkinan Pilkada Jakarta selesai dalam satu putaran. Namun, jika swing voters terdistribusi proporsional, dua putaran hampir pasti terjadi," tambahnya.
Burhanuddin menyebut perilaku swing voters dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk asosiasi terhadap tokoh nasional seperti Presiden ke-7 RI Jokowi dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Pendukung Jokowi cenderung mendukung RK-Suswono, sementara pendukung Anies lebih mendukung Pramono-Rano. Namun, keterlibatan langsung tokoh-tokoh ini belum terlihat secara penuh dalam survei.
Burhanuddin mengatakan popularitas merupakan hal mendasar dalam politik elektoral. Paslon tidak mungkin dipilih masyarakat jika tidak dikenal. Meski demikian, dia mengingatkan populer juga belum tentu dipilih jika ada calon lain yang lebih disukai.
"Populer saja tidak cukup, citra personal calon juga harus positif," ungkapnya.
Saat ini popularitas Ridwan Kamil paling tinggi (96%), kemudian Rano Karno (Si Doel) (94%), dan Pramono Anung (66.1%). Nama lain kurang dari 30% popularitasnya. Dan dari nama calon terpopuler, tingkat kedisukaan Rano Karno (Si Doel) paling tinggi (92.4%), kemudian M. Ridwan Kamil (74.4%), dan Pramono Anung (70%) dari yang mengenalnya.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei Indikator Indonesia kali ini jumlah sampel sebanyak 1600 orang. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1600 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar ±2.5% pada tingkat kepercayaan 95%.
Sampel berasal dari seluruh Kota Administrasi di Provinsi Daerah Khusus Jakarta yang terdistribusi secara proporsional. Berhubung kecilnya populasi Kepulauan Seribu, kami tidak ikutsertakan dalam sampel. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Wawancara dilakukan pada 30 Oktober – 8 November 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :
Ridwan Kamil Pramono Anung-Rano Karno pramono anung Pilkada Jakarta 2024 Pilkada Serentak pilkada Pilkada 2024 elektabilitas survei elektabilitas