BMKG Ungkap Misteri Gumpalan Awan Jatuh yang Sempat Gegerkan Warga Murung Raya Kalteng

Masyarakat Murung Raya, Kalimantan Tengah, sempat digegerkan dengan penemuan gumpalan awan dari langit yang perlahan turun.
Gumpalan awan jatuh viral di Murung Raya/Antaranews
Gumpalan awan jatuh viral di Murung Raya/Antaranews

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Murung Raya, Kalimantan Tengah, sempat digegerkan dengan penemuan gumpalan awan dari langit yang perlahan turun.

Dari video yang viral, gumpalan awan tersebut memiliki ukuran yang tidak terlalu besar. Gumpalan tersebut datang dari langit dan perlahan turun di sebuah area pertambangan.

Sejumlah orang dan warganet sempat menyangka jika hal tersebut adalah awan jatuh. Meski demikian, BMKG akhirnya buka suara soal misteri awan itu.

Dilansir dari Antaranews, BMKG memastikan bahwa benda putih yang sempat membuat geger tersebut bukan awan jatuh tapi diduga hanya gumpalan uap.   

"Fenomena tersebut kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas manusia yang terjadi di wilayah pertambangan," kata Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani di Jakarta, Sabtu.  

Andri menjelaskan bahwa awan tidak dapat jatuh ke permukaan sebagai gumpalan padat, karena partikelnya sangat ringan dan tersebar dengan kerapatan rendah.

Hal tersebut lantaran awan sendiri merupakan kumpulan tetesan air atau kristal es yang sangat kecil dan ringan, sehingga tetap melayang di atmosfer dengan bantuan arus udara.

Partikel awan biasanya menguap sebelum mencapai tanah terutama ketika terjadi perubahan lingkungan.

Mengacu pada hal tersebut, maka BMKG memastikan bahwa gumpalan putih yang turun di Murung Raya bukanlah awan, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas teknis atau operasional.  

Menurutnya, kondisi ini bisa terjadi karena adanya pelepasan gas bertekanan tinggi dari aktivitas tambang, yang didukung oleh suhu rendah dan kelembapan tinggi sehingga lingkungan tersebut mendukung pembentukan uap kondensasi.

Fenomena ini tampak seperti awan turun atau jatuh karena gumpalan uap atau gas yang dilepaskan bergerak ke area yang lebih rendah akibat gravitasi atau densitasnya yang lebih berat daripada udara di sekitarnya.

"Uap atau gas ini sering kali lebih padat daripada awan alami, sehingga tampak seperti bisa disentuh atau dipegang. Namun, ini hanyalah efek visual, karena sebenarnya yang terlihat hanyalah gumpalan uap yang bersifat sementara,​​​​​" jelasnya.

BMKG menegaskan bahwa fenomena ini tidak berbahaya dan bersifat sementara sehingga masyarakat, khususnya yang ada di lokasi sekitar penemuan tidak perlu khawatir, karena ini bukan tanda adanya gangguan alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antaranews

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Plus logo

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro