Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv logo xplore

Beda PDIP dan Nasdem Sikapi Polemik Prabowo Cawe-cawe Pilkada Jateng

PDIP dan Nasdem berbeda pandangan mengenai polemik 'cawe-cawe' Prabowo di Pilkada Jateng.
Jessica Gabriela Soehandoko
Jessica Gabriela Soehandoko - Bisnis.com 11 November 2024  |  14:05 WIB
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Jokowi bersantap di salah satu angkringan di kota Solo, Jawa Tengah pada Minggu (3/11 - 2024). Foto: Rusman / Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Jokowi bersantap di salah satu angkringan di kota Solo, Jawa Tengah pada Minggu (3/11 - 2024). Foto: Rusman / Biro Pers Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA - Pernyataan dukungan terbuka Prabowo Subianto terhadap pasangan gubenur dan wakil gubernur, Ahmad Luthfi - Taj Yasin Maimoen, ditanggapi berbeda oleh Nasdem dan PDI Perjuangan alias PDIP.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem Hermawi Taslim memaklumi Presiden sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, memberikan dukungan pada pada calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Lutfi-Taj Yasin. 

Hermawi mengungkapkan memang tidak bisa dipungkiri bahwa Presiden Prabowo adalah juga Ketum Partai. Hal ini tidak bisa dipisahkan. 

"Jadi kalau pada saatnya dia mendukung kadernya beliau, kita bisa pahami," terangnya di Akademi Bela Negara Partai NasDem, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (11/11/2024). 

Terlebih, Prabowo adalah ketua partai yang mengikuti kompetisi Pilkada. Sebab demikian, ia mengerti jika Prabowo memiliki subjektifitas kepartaiannya. "Tinggal bagaimana cara menyampaikannya, menurut saya begitu," tuturnya. 

Namun, mengenai apakah dukungan tersebut harus terekspos atau tidak, menurutnya hal ini tergantung bagaimana setiap pihak menerjemahkan hal ini masing-masing. 

Soal apakah pantas atau tidak pantas, ia kembali mengatakan bahwa hal tersebut bergantung pada tanggapan masing-masing. 

"Terpulang ke kita masing-masing. Orang Sumatra melihat kepantasan berbeda dengan orang Jawa Tengah dan seterusnya," jelasnya. 

Adapun, kala ditanya bagaimana tanggapan dari Partai Nasdem, pihaknya melihat bahwa hal ini sebagai hal yang positif. "Kita melihat positif saja karena Presiden kita itu Ketua Partai, yang juga ingin partainya berjaya di Pilkada. Cara dia mengungkapkan seperti itu ya sudah, ini Presiden kita, kita terima mau apa," jelasnya. 

PDIP Protes Istana

Sementara itu, politkus PDIP Deddy Sitorus melayangkan kritik kepada pihak Istana perihal responsnya tentang dukungan Presiden Prabowo Subianto kepada calon pasangan gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi–Taj Yasin yang menimbulkan pro kontra.

Deddy memandang juru bicara istana tidak mengerti Undang-Undang (UU), karena menurutnya UU mensyaratkan jika ingin berkampanye, harus cuti terlebih dahulu. Tak hanya itu, Deddy menyebut definisi kampanye dalam UU juga sudah jelas mengatur tentang bagaimana mempromosikan dan seterusnya.

Hal tersebut dia sampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi II DPR dengan Kemendagri, Pj Gubenerur, dan Pj Bupati/Wali Kota, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, pada Senin (11/11/2024).

“Istana mengatakan tidak ada larangan Presiden kampanye. Oh iya, betul. Tapi undang-undang kita mensyaratkan kalau mau kampanye, harus cuti. Jadi juru bicara istana ini enggak ngerti undang-undang,” tuturnya dalam RDP tersebut.

Dia melanjutkan, ketika seorang Presiden RI menjadi juru kampanye untuk satu calon, maka sudah hilang harapan bahwa Pemilu ini bisa berlangsung dengan jurdil (jujur dan adil). 

“Kenapa? Betul Pak Prabowo Sudianto seorang ketua umum Partai Gerindra berhak meng-endorse calonnya. Tetapi kalau itu dilakukan sebelum masa kampanye, sangat boleh sebagai ketua umum. Tetapi ketika menjadi presiden, ya itu tadi. Ada tahapan regulasi yang harus diikuti,” ujar Deddy.

Lebih lanjut, dia menjelaskan masalahnya di sini adalah selain Prabowo menjabat sebagai ketua umum partai, Prabowo juga memegang tiga jabatan yang sangat penting. Jabatan tersebut adalah kepala negara, kepala pemerintahan, dan panglima tertinggi angkatan bersenjata.

Dengan begitu, dirinya takut dan khawatir bahwa dukungan Prabowo tersebut bisa menjadi acuan untuk seluruh instrumen kekuasaan di bawahnya meskipun sebenarnya mungkin Prabowo tidak berniat seperti itu. Namun, dia khawatir dengan adanya multi interpretasi.

“Jadi saya kira hal ini harus diluruskan. Bapak Presiden berutang penjelasan pada kita, bahwa itu tidak berarti instrumen kekuasaan negara, pemerintahan, angkatan bersenjata yang ada di bawah komando beliau, boleh cawe-cawe dalam Pilkada. Kami menghargai hak beliau sebagai Ketua Umum Partai,” jelasnya.

Prabowo Dukung Ahmad Luthfi

Sebelumnya, dukungan Prabowo terhadap pasangan nomor urut 2 tersebut diunggah langsung di Instagram Ahmad Lutfi pada Sabtu, 9 November 2024. Prabowo mengatakan jika Ahmad Luthfi-Taj Yasin adalah dua tokoh yang tepat untuk memimpin Jawa Tengah. 

“Untuk itu saya butuh dukungan dari provinsi dan kota atau kabupaten. Dan saya yakin dua tokoh yang tepat untuk memimpin Jateng adalah Ahmad Luthfi-Taj Yasin,” kata Prabowo dalam video tersebut.

Sementara itu, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan, tidak ada aturan yang melarang Presiden memberikan dukungan atau endorsement kepada salah satu calon pasangan di Pilkada 2024. Dia menyebut dukungan dimaksud disampaikan Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra. 

“Pak Prabowo adalah ketua umum partai. Sebagai ketua umum partai beliau menandatangani rekomendasi untuk mengusung calon-calon kepala daerah. Berarti beliau mendukung calon tertentu,” ujar Hasan kepada wartawan melalui pesan singkat, Minggu (10/11/2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Prabowo Subianto Presiden Prabowo Subianto PDIP Ahmad Luthfi NasDem
Editor : Edi Suwiknyo

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini Lainnya

    back to top To top