Tupperware Tak Jadi Bangkrut, Ini 'Jurus' Penyelamatannya

Merek dan operasional Tupperware di sejumlah pasar utama akan diambil alih oleh kelompok pemberi pinjaman, setelah terdapat penjualan senilai Rp369,68 miliar.
Logo perusahaan Tupperware. / Reuters-Sipa USA
Logo perusahaan Tupperware. / Reuters-Sipa USA

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan peralatan rumah tangga Tupperware Brands tidak jadi bangkrut karena menempuh opsi menjual bisnisnya kepada sekelompok pemberi pinjaman. Penjualan secara tunai itu tercatat senilai US$23,5 juta atau setara Rp369,68 miliar (asumsi kurs Rp15.731 per dolar AS).

Selain itu, perusahaan juga melepas bisnisnya kepada pemberi pinjaman dalam bentuk keringanan utang senilai US$63 juta atau setara Rp990,73 miliar.

Melansir Reuters, Minggu (3/11/2024), Tupperware Brands mengumumkan kesepakatan tersebut pada sidang pengadilan kepailitan di Wilmington, Amerika Serikat (AS). Kesepakatan itu pun sekaligus membatalkan rencana perusahaan untuk melelang asetnya di pasar terbuka.

Adapun para pemberi pinjaman yang sekarang siap untuk mengakuisisi Tupperware itu termasuk Alden Global Capital, Stonehill Institutional Partners, dan Bank of America Trading Desk.

Hakim Kepailitan Brendan Shannon mengatakan bahwa dirinya akan segera menjadwalkan sidang pengadilan terpisah untuk mempertimbangkan persetujuan penjualan. Menurutnya, langkah menjual perusahaan adalah keputusan terbaik di tengah keadaan bisnis yang sulit dan menantang.

Perusahaan yang berkantor pusat di Orlando, Florida tersebut mengajukan perlindungan kebangkrutan bulan lalu. Tupperware tercatat memiliki utang sebesar US$818 juta.

Tidak hanya itu, perusahaan juga sebelumnya berencana untuk mencari pembeli dalam waktu 30 hari. Namun, sebagian pemberi pinjaman Tupperware menentang rencana penjualan perusahaan tersebut.

Alhasil, kini para pemberi pinjaman itu yang membeli Tupperware Brands. Perjanjian ini akan memungkinkan para pemberi pinjaman untuk membeli nama merek dan operasi Tupperware di beberapa pasar utama.

Sidang pengadilan kepailitan juga memberikan para pemberi pinjaman kemampuan menggunakan pembatalan utang untuk sebagian dari harga pembelian. Di sisi lain, pemberi pinjaman juga wajib mengeluarkan sejumlah uang tunai yang dapat digunakan Tupperware untuk membayar utang lainnya.

Sebelumnya, Tupperware Brands dikabarkan tengah mempersiapkan pengajuan pailit. Rencana tersebut menyusul upaya perusahaan selama bertahun-tahun untuk bertahan di tengah pelemahan permintaan.

Diketahui, perusahaan ini memiliki utang lebih dari US$700 juta. Para kreditur sepakat pada tahun ini untuk memberikan sedikit ruang bernapas atas persyaratan pinjaman yang dilanggar, tetapi kondisi Tupperware terus memburuk.

Meskipun demikian, rencana pengajuan kepailitan itu belum final dan dapat berubah. Saat dimintai konfirmasi, pihak Tupperware menolak berkomentar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Plus logo

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro