Bisnis.com, JAKARTA - Calon gubernur Sumatra Utara Muhammad Bobby Afif Nasution menilai lawannya, Edy Rahmayadi, tidak memahami perbedaan ekstrakurikuler dengan muatan lokal (mulok) di dunia pendidikan.
Edy sempat menjelaskan bahwa dirinya akan mengedepankan budi pekerti melalui sejumlah kegiatan ekstrakurikuler di setiap sekolah ketika menjawab pertanyaan ihwal penguatan pendidikan karakter melalui kearifan lokal.
Namun, hal tersebut dibantah oleh Bobby. Menantu Presiden Jokowi tersebut mengatakan bahwa ekstrakurikuler berbeda dengan muatan kearifan lokal.
Dia menilai apa yang disampaikan oleh Edy Rahmayadi hanya seputar ekstrakurikuler, tidak sesuai dengan pertanyaan mengenai muatan lokal seperti yang disampaikan oleh moderator.
"Terima kasih Pak Edy, tetapi yang ditanya tadi itu soal muatan lokal. Ekstrakurikuler beda lagi pak, muatan lokal beda pak. Apa yang saya sampaikan tadi itu bagaimana budaya kita bisa dijaga," tuturnya di sela-sela debat, Kamis (31/10/2024).
Bobby berpandangan bahwa dirinya akan mengembangkan muatan lokal di dunia pendidikan sejalan dengan petuah adat Batak, yaitu Marsipature Hutanabe.
Baca Juga
"Muatan lokal itu kan penting agar budaya kita bisa terus terjaga mulai dari anak-anak kita di sekolah. Agar kegiatan belajar dan mengajar bisa mengembangkan muatan lokal marsipature hutanabe," katanya.
Dia berharap muatan lokal yang diajarkan oleh setiap sekolah di Sumatra Utara bisa dikenal secara nasional dan international. Sehingga budaya dan adat-istiadat dari Sumatra Utara bisa dijadikan potensi ekonomi baru.
"Muatan lokal yang diberikan ke pendidikan anak-anak kita bukan saja dikenalkan saja kepada mereka, tetapi mereka juga bisa dikenalkan ke dunia, tetapi juga di seluruh Indonesia dan mancanegara," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :
Bobby Nasution edy rahmayadi Sumut pilgub sumut