Bisnis.com, JAKARTA - Hubungan antara Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto diisukan retak.
Isu kembali mencuat setelah Jokowi curhat ditinggal ramai-ramai pada Kongres III Partai Nasdem di Jakarta Convention Center alias JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (25/8/2024).
"Saya sangat menghargai jiwa besar Bapak Surya Paloh dan Partai NasDem, walaupun tidak mencalonkan tapi ikut mendukung penuh keberlanjutan kebijakan pembangunan dan keberlanjutan kebijakan pemerintahan," kata Jokowi.
"Biasanya datang itu ramai-ramai. Terakhir begitu mau pergi, ditinggal ramai-ramai. Tapi saya yakin, itu tidak dengan Surya Paloh dan tidak juga dengan NaDem," ia menambahkan.
Isu tentang retaknya hubungan Jokowi dan Prabowo memang muncul dan tenggelam selama beberapa kali, bahkan sejak Prabowo baru mencalonkan diri sebagai Calon Presiden RI.
Namun sebelum kabar ini kembali viral, Prabowo sempat blak-blakan tentang hubungan terbarunya dengan Jokowi.
Baca Juga
Menurut Prabowo, hubungannya dengan Jokowi baik-baik saja selama ini.
"Gue bingung, dia lebih ngerti dari gue. Ternyata Prabowo dan Jokowi sudah retak. Retak di mana retaknya? Selalu mengadu domba. Selalu mengadu domba," kata Prabowo dalam penutupan Kongres Partai Amanat Nasional (PAN) di Kempinski Hotel, Jakarta, Sabtu (28/8/2029).
Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju (KIM) tersebut mengatakan agar masyarakat jangan terpancing dengan isu retaknya hubungan dia dengan Jokowi.
"Kalau itu jengkel yaudah lah biarlah saja. Kalau ada yang gak mau move on gapapa biarlah. Kita gak mau terpancing, kita bukan anak kecil. Jangan pakai alat yang dulu-dulu adu domba. Ngintelin orang, ngintel itu untuk rakyat, untuk bangsa, jangan ngintelin lawan politik," tegasnya.
Hal tersebut senada dengan pernyataan Staf Khusus Presiden, Juri Ardiantoro mengaku kesal dengan ragam isu keretakan hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan presiden terpilih Prabowo Subianto yang saat ini dihembuskan-hembuskan banyak oknum.
Menurutnya, upaya adu domba dapat mengganggu jalannya keberlanjutan pemerintahan. Padahal, dia menilai gaya berpolitik seperti itu sudah usang dan tidak disukai oleh masyarakat.
“Jika ada mengadu domba dengan nyata-nyata mengatakan hubungan Presiden Joko Widodo dan Presiden Terpilih saat ini retak adalah upaya menganggu agenda keberlanjutan pemerintahan,” ujarnya kepada wartawan, Senin (26/8/2024).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News